Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saham GOTO "Terjun Bebas", Kini Dijual Seharga Rp 270 Per Saham

Kompas.com - 28/04/2022, 13:27 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham T GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) di sesi pertama, anjlok hampir 7 persen. Labih tepatnya turun 6,9 persen atau 20 poin di level Rp 270 per saham.

Penurunan saham GOTO yang cukup dalam sudah terjadi sejak awal pekan ini. Diawali dari penurunan 3,5 persen di hari Senin, lalu 5,4 persen, dan 6,4 persen pada penutupan perdagangan Rabu.

Baca juga: Saham GOTO Anjlok ke Level Rp 290 Per Saham, “Amunisi” Greenshoe Menipis?

Listing di BEI pada 11 April lalu, saham GOTO dilepas seharga Rp 338 per saham sebanyak 40,6 miliar lembar saham. Dari Initial Public Offering (IPO) tersebut, GOTO mengantongi dana segar sebesar Rp 13,7 triliun.

Sejak melantai di BEI hingga kini, harga saham GOTO telah turun lebih dari 20 persen. Meskipun harga saham GOTO terus turun, namun GOTO memiliki mitigasi Greenshoe, untuk menahan pelemahan lebih dalam.

Hanya saja, mitigasi tersebut tentunya memiliki batasan, sehingga jika skema Greenshoe terus digunakan, maka ada saatnya Greenshoe tersebut habis, dan pergerakan saham sepenuhnya berdasarkan mekanisme pasar.

Baca juga: Harga Saham GOTO Kini di Bawah Harga IPO, Menyusul Nasib Bukalapak?

Greenshoe tak menjamin jika saham GOTO terkoreksi dalam

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, penurunan harga saham GOTO diakibatkan oleh aksi jual investor yang cukup tinggi.

Di sisi lain, Greenshoe tidak menjamin sepenuhnya harga saham GOTO tidak terkoreksi dalam.

“Memang kalau kita perhatikan, semua kputusan ada di kita (investor), dalam arti berkaca dengan saham Bukalapak (BUKA). GOTO beberapa hari ini mengalami tekanan jual yang besar. Kalau kita lihat, kemarin saham GOTO sudah menyentuh di bawah harga IPO, lalu seberapa kuat Greenshoe option menjadi penopang saham GOTO?” ujar Maximilianus kepada Kompas.com, Rabu (27/4/2022).

Baca juga: Cermati Kinerja GoTo Jelang IPO: Catatkan Rugi Bersih sejak Didirikan hingga Akui Bakal Sulit Cetak Laba

Saham teknologi rugi, investor trauma

Maximilianus juga menilai, saat ini banyak investor yang juga bercermin pada kinerja saham BUKA, mengingat ada kemiripan antara BUKA dan GOTO. Keduanya sama – sama perusahaan startup besar, dengan posisi keuangan yang masih merugi.

“Sayangnya, ruginya saham teknologi menyebabkan investor secara psikologis mengalami trauma. Kenapa? karena yang lalu, BUKA naik dua hari berturut–turut, lalu langsung ARB (Auto Reject Bawah) berhari–hari. GOTO memang sempat mengalami kenaikan, tapi ketika GOTO sudah mulai turun, banyak pelaku pasar dan investor yang memilih untuk menjual,” jelas dia.

Amunisi GOTO tahan pelemahan harga sama kian menipis?

Sebelumnya, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan penurunan harga saham GOTO dinilai akibat porsi greenshoe yang digunakan sudah mulai menipis atau bahkan habis. Sehingga amunisi untuk menahan pelemahan harga saham GOTO mulai berkurang.

“Bobot terbesar indeks saat ini, GOTO akan mengalami koreksi karena greenshoe-nya tinggal tersisa sedikit, atau habis, sehingga mungkin ada aksi profit taking pada saham GOTO,” kata Hans.

Penurunan harga saham GOTO juga dinilai membebani pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebagai informasi, dalam aturan yang ditetapkan Bursa Efek Indonesia, skema Greenshoe membolehkan emiten melakukan intervensi atau stabilisasi harga.

“Dalam greenshoe kan ada mekanisme untuk buyback saham kalau harga sahamnya turun di bawah harga IPO. Jadi beberapa hari terakhir itu, sahamnya bisa tertahan (penurunan harga) dan tidak turun banyak, dan ini bisa habis kalau GOTO buyback terus,” kata Hans.

Sebagai informasi, penggunaan greenshoe option memiliki batas maksimal 15 persen dari saham IPO dengan jangka waktu pelaksanaan maksimal 30 hari. Bila Greenshoe ini dieksekusi, maka total saham GOTO yang beredar di publik adalah sebesar 59.82,5 miliar saham.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com