Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertimbangkan 5 Risiko PayLater Berikut Ini Sebelum Mengaktifkannya

Kompas.com - 08/05/2022, 19:11 WIB
Siti Maghfirah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya kartu kredit, saat ini cicilan barang sudah difasilitasi secara online oleh fitur PayLater. Hampir semua aplikasi e-commerce, memiliki opsi pembayaran dengan PayLater. Cukup dengan mengisi data-data yang diminta, kamu sudah bisa bebas mencicil barang apapun yang kamu mau.

Bank Indonesia memprediksi transaksi e-commerce di tahun 2022 ini mencapai Rp 530 triliun, atau meningkat 31,4 persen dari total transaksi pada 2021 sebesar Rp 403 triliun. Pertumbuhan e-commerce ini, tentu akan berpengaruh pula pada peningkatan penggunaan Paylater sebagai salah satu opsi pembayaran.

Kemudahan untuk menggunakan cicilan PayLater, bukan berarti kita jadi kehilangan kontrol untuk membeli barang apapun sesuai keinginan. Tetap ada risiko-risiko yang harus dipikirkan.

Apabila kamu memiliki keinginan untuk menggunakan fitur ini, ada baiknya pertimbangkan 5 risiko Paylater berikut ini:

Baca juga: Tips Investasi Saham ala Orang Terkaya di Dunia Elon Musk

1. Menambah jumlah hutang

Meskipun tujuan mencicil barang adalah untuk meringankan pembayaran dalam jumlah besar, namun kamu harus tetap menyesuaikannya dengan hutang atau cicilan kamu lainnya. Jadi, bijaklah dalam memutuskan untuk membeli barang baru.

Ingat bahwa jumlah keseluruhan hutang tidak boleh lebih dari 30% dari pendapatan atau gaji setiap bulannya. Apabila mencicil barang baru akan membuat jumlah hutangmu semakin besar, sebaiknya tunda dulu pembelian barang lagi sampai kamu menyelesaikan hutang yang sebelum-sebelumnya.

2. Bunga cicilan

Membeli barang dengan Paylater atau sistem cicilan, tentu membuat barang lebih mahal dari harga normalnya. Biasanya, setiap perusahaan fintech memiliki kebijakan masing-masing mengenai bunga cicilan ini.

Oleh karena itu, kamu perlu mempertimbangkan perbedaan harga barang apabila menggunakan sistem cicilan. Apabila harganya menjadi naik terlalu tinggi, sebaiknya pikirkan ulang untuk membelinya.

Baca juga: 4 Tips Lolos KPR untuk Rumah Pertama

3. Risiko denda

Keadaan finansial tidak selalu bisa diprediksi. Dalam beberapa bulan atau beberapa tahun ke depan, mungkin saja ada kebutuhan mendesak yang akan menguras pendapatan, seperti untuk biaya saat kita atau keluarga kita sakit.

Sementara itu, paylater atau cicilan dari awal sudah mewajibkan kita untuk selalu membayar tepat waktu. Apabila ternyata di tengah perjalanan kita tidak bisa membayar cicilan, tentu akan ada risiko denda yang harus dihadapi. Denda ini, akan terus bertambah sampai kita bisa menyelesaikan pembayaran.

Sehingga, yang awalnya tujuan mencicil untuk meringankan pembelian, malah berbalik jadi memberatkan pembayaran. Maka, sebaiknya kamu bijak mempertimbangkan risiko-risiko tak terduga seperti ini.

Baca juga: 5 Tips Manfaatkan Uang THR Lebaran untuk Investasi

4. Meningkatkan perilaku konsumtif

Perlu dipahami bahwa limit Paylater bukanlah uang kita yang bisa digunakan sebebas-bebasnya. Limit yang kita gunakan akan menjadi hutang yang pada saatnya harus dibayarkan.

Maka, apabila kamu merasa tidak bisa melunasi limit tersebut, pikirkan kembali untuk menggunakannya.

5. Membuat ketergantungan

Saat perilaku konsumtif sudah meningkat, maka keinginan untuk terus-terusan membeli barang dengan Paylater akan berubah menjadi ketergantungan. Rasanya semua barang bisa didapat dengan gampang, sehingga kita tidak bisa mengendalikan hasrat untuk check out setiap ada kesempatan.

Paylater sebenarnya membantu apabila kamu membutuhkan suatu barang, agar bisa dicicil dengan nominal yang kecil-kecil setiap bulannya. Namun akan berbalik membahayakan, apabila hanya untuk menuruti keinginan sesaat. Jadi, pertimbangkan setiap keuntungan dan risiko saat hendak menggunakan Paylater.

Baca juga: 5 Tips Memperbaiki Kondisi Keuangan Pasca Lebaran

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com