Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dongkrak Pendapatan Negara, Defisit APBN Tahun Depan Ditekan di Bawah 3 Persen

Kompas.com - 20/05/2022, 20:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memutuskanuntuk mematok angka defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 di bawah 3 persen. Itu tertuang dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) APBN 2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, postur APBN tahun depan masih akan tetap defisit, seiring dengan masih dibutuhkannya kebijakan fiskal yang ekspansif dan terukur, guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional yang dihadapi oleh ketidakpastian global.

"Namun, pengelolaan pembiayaan untuk menutup financing gap tersebut akan dilakukan secara efisien, hati-hati/prudent, dan berkelanjutan," ujar dia, dalam Sidang Paripurna DPR RI, Jumat (20/5/2022).

Baca juga: Pemerintah Ajukan Perubahan Postur APBN 2022, Begini Rinciannya

Pengelolaan pembiayaan tersebut juga akan diikuti oleh peningkatan pendapatan negara. Melalui akselerasi pemulihan ekonomi, reformasi struktural, dan fiskal pendapatan negara ditargetkan tumbuh dalam kisaran 11,19 persen hingga 11,7 perseb.

Pada saat bersamaan, belanja negara juga masih akan mencapai 13,8 persen hingga 14,6 persen. Adapun kebijakan belanja negara tahun depan akan diarahkan untuk menghasilkan output yang dapat mendorong kondisi perekonomian nasional.

Dengan demikian, keseimbangan primer ditarget dapat mulai bergerak menuju positif, yakni di kisaran -0,46 persen hingga -0,65 persen produk domestik bruto (PDB).

Baca juga: Sri Mulyani Bakal Rombak Postur APBN 2022, Ini Penyebabnya

Selain itu, defisit juga diarahkan kembali di bawah 3 persen, antara -2,61 persen sampai dengan -2,90 persen PDB, dan rasio utang tetap terkendali dalam kisaran 40,58 persen sampai dengan 42,42 persen PDB.

Dengan pengelolaan fiskal tersebut, pemerintah optimis pengangguran terbuka 2023 ditarget dapat ditekan dalam kisaran 5,3 persen hingga 6,0 persen dan angka kemiskinan dalam rentang 7,5 persen hingga 8,5 persen.

Selain itu, rasio gini dalam kisaran 0,375 hingga 0,378, Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,31 hingga 73,49. Terakhir, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 103 sampai dengan 105 dan 106 sampai dengan 107.

Baca juga: Tiga Bulan Berturut-turut, APBN Surplus Lagi Rp 10,3 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com