JAKARTA, KOMPAS.com - Wagely, platform solusi finansial dengan layanan Earned-Wage Access (EWA) melaporkan, perusahaan di Indonesia cenderung mengalami perputaran karyawan pada minggu-minggu setelah liburan Idul Fitri.
Dilansir dari studi milik LinkedIn yang dirilis sebelum pandemi menunjukkan, 1 dari 10 karyawan Indonesia berganti pekerjaan setelah Hari Raya Idul Fitri.
CEO Wagely Tobias Fischer mengatakan, fenomena ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi perusahaan untuk mempertahankan karyawannya.
Baca juga: Syarat Perjalanan DIlonggarkan, Jumlah Penumpang di Bandara AP I Diprediksi Capai 175.000 Per Hari
Ia menjelaskan, dua tahun terakhir merupakan masa yang tidak mudah bagi perusahaan di seluruh dunia.
Mengutip data dari Survei Mercer, ia menyebut sebagian besar perusahaan di Asia Tenggara termasuk Indonesia mengalami tingkat perputaran karyawan yang lebih tinggi, terutama pada tingkat karir menengah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
Adapun, sebanyak 55 persen perusahaan menyatakan ketidakpuasan karyawan terhadap gaji sebagai penyebab utama. Kemudian, diikuti oleh kemampuan karyawan untuk mendapatkan benefit yang lebih baik di perusahaan lain sebesar 46 persen.
“Selama pandemi, kami telah melakukan yang terbaik untuk mendukung perusahaan dengan mencoba membantu mengatasi beberapa masalah terbesar mereka termasuk tingkat perputaran dan retensi karyawan. Solusi benefit karyawan kami memperkuat ikatan antara perusahaan dan karyawan mereka, sehingga hasilnya karyawan bertahan lebih lama, lebih terlibat, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka,” ujar Tobias dalam konverensi pers, Jumat (20/5/2022).
Baca juga: Keran Ekspor Minyak Goreng Kembali Dibuka, Kemendag Cabut Permendag 22 Tahun 2022
Meskipun perkembangan program benefit karyawan dinilai telah membuat langkah yang mengesankan dalam beberapa tahun terakhir, ia bilang program tersebut masih jauh dari yang diharapkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja saat ini.
Ia memerinci, karyawan tahu apa yang mereka harapkan dari tempat kerja mereka, tetapi masih banyak perusahaan yang terus menawarkan benefit tradisional, alih-alih memenuhi kebutuhan mereka.
Akibatnya, ia membeberkan perusahaan tidak hanya kehilangan talenta terbaik dengan tidak memberikan benefit yang tepat, tetapi karyawan juga menjadi semakin tidak termotivasi dan tidak bahagia dengan pekerjaan mereka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.