Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garap "Rare Earth", PT Timah Cari Partner

Kompas.com - 25/05/2022, 21:41 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Timah Tbk (TINS) berencana mengembangkan logam tanah jarang atau rare earth yang dihasilkan dari tambang timah di Bangka Belitung. Saat ini BUMN ini pun sedang mencari partner untuk menggarap proyek yang masuk dalam program strategis nasional (PSN).

Logam tanah jarang merupakan mineral yang banyak digunakan untuk memproduksi perangkat smartphone, senjata militer, lampu berteknologi tinggi, hingga pesawat luar angkasa. Di Indonesia, logam bernilai sangat tinggi banyak ditemukan di Bangka Belitung dan Kalimantan.

Direktur Utama Timah Achmad Ardianto menjelaskan, logam tanah jarang harus melalui proses pengolahan yang panjang untuk menghasilkan nilai yang tinggi. Perseroan pun sedang melakukan studi untuk bisa menemukan teknologi mengelola logam tanah jarang dalam kapasitas yang efisien.

Baca juga: Luhut: Rare Earth Banyak Diekspor Secara Ilegal

Menurutnya, perusahaan sudah menjalankan scoping study atau penentuan ruang lingkup dan kini sedang melakukan feasibility study (FS) untuk bisa melakukan pengolahan logam tanah jarang di bawah 4.000 ton per tahun.

"Kalau ini sudah berhasil, baru kami laksanakan sesuai dengan FS, maka kami sedang cari partner strategis untuk pengolahan logam tanah jarang ini," ujarnya dalam diskusi dengan media di Jakarta, Rabu (25/5/2022).

Ia mengungkapkan, feasibility study ditargetkan bisa rampung tahun depan, sehingga dapat dilanjutkan dengan melakukan joint venture (JV) bersama mitra strategis.

Achmad bilang, mitra penggarapan proyek ini bisa berasal dari China, Kanada, ataupun Australia. Lantaran, ketiganya memang merupakan negara yang menguasai teknologi pengolahan logam tanah jarang.

Menurutnya, potensi logam tanah jarang yang dimiliki Timah mencapai 23.000 ton. Dia mengatakan, seiring dengan logam tanah jarang merupakan bagian dari PSN maka pelaksanaan ke depannya pun akan mengikuti arahan pemerintah.

"Saat ini (logam tanah jarang) yang kami punya, di keep, tidak dijual, karena ini kan PSN. Jadi kami juga akan ikuti apa kata pemerintah," tutup Achmad.

Baca juga: Disinggung Luhut Jadi Incaran Dunia, Apa Itu Rare Earth?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com