Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Mandiri Optimistis Kredit Perbankan Tumbuh 7,5 Persen

Kompas.com - 23/06/2022, 15:12 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi perekonomian global semakin tidak menentu, imbas dari perang Rusia-Ukraina yang tidak berkesudahan hingga kebijakan normalisasi moneter yang agresif guna merespons lonjakan inflasi.

Di tengah kondisi perekonomian yang mengalami banyak tekanan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk optimistis, kinerja fungsi intermediasi perbankan nasional tetap tumbuh positif hingga penghujung tahun ini.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengakui, ke depan sektor perbankan akan menghadapi berbagai tantangan, seperti normalisasi kebijakan moneter, terutama dengan adanya kenaikan rasio giro wajib minimum (GWM).

Baca juga: Bank Dunia Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022 Tumbuh 5,1 Persen

Peningkatan GWM secara bertahap yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) berpotensi menguras likuiditas perbankan, sehingga kemampuan pendanaan bank berkurang.

"Namun kami tetap optimis bahwa intermediasi perbankan akan terus membaik, sejalan dengan pemulihan ekonomi nasional," ujar Andry, secara virtual, Rabu (22/6/2022).

"Kami melihat pertumbuhan kredit perbankan akan membaik dan mencapai 7,5 persen pada akhir tahun," tambahnya.

Meskipun GWM telah mengalami kenaikan secara bertahap, dana pihak ketiga (DPK) perbankan tercatat masih tumbuh pesat selama beberapa bulan terakhir.

Teranyar, pada April 2022 DPK tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 10,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), di mana hal ini membuat likuiditas perbankan tetap terjaga.

Adapun rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan tercatat mengalami peningkatan seiring dengan tumbuhnya kredit menjadi 80 persen.

"Rasio LDR yang mencerminkan likuiditas perbankan masih rendah," kata Andry.

Kondisi perekonomian nasional masih positif

Tren pertumbuhan kredit diproyeksi berlanjut, selaras dengan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun ini yang akan lebih baik dibandingkan dengan periode tiga bulan pertama 2022.

"Penghitungan berdasarkan nowcasting kami sementara ini pertumbuhan kuartal II akan berkisar 5,2 persen hingga 5,3 persen," kata Andry.

Proyeksi itu dibuat dengan melihat kondisi perekonomian Indonesia yang masih menunjukkan berlanjutnya pemulihan ekonomi dengan berbagai faktor.

Dari sisi konsumsi, belanja masyarakat pada periode tiga bulan kedau tahun ini sudah mencapai level tertinggi sepanjang pandemi Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com