Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Kian Merosot, Kini 110 Dollar AS Per Barrel

Kompas.com - 24/06/2022, 08:50 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia anjlok hampir 2 dollar AS pada akhir perdagangan Kamis waktu Amerika Serikat (Jumat pagi). Merosotnya harga minyak dunia dipicu pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang memperkuat kekhawatiran kenaikan suku bunga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Powell menyatakan resesi mungkin saja akan terjadi. Investor juga menilai kenaikan suku bunga dapat berdampak menghambat pemulihan ekonomi, sehingga mengurangi permintaan bahan bakar.

Mengutip CNBC, Jumat (24/6/2022), harga minyak mentah berjangka Brent turun 1,69 dollar AS atau 1,5 persen menjadi ke level 110,05 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 1,92 dollar AS atau 1,8 persen ke 104,27 dollar AS per barrel.

Baca juga: AS Dikhawatirkan Alami Resesi, Harga Minyak Mentah Dunia Jatuh

Powell mengatakan fokus The Fed untuk mengendalikan inflasi adalah 'tidak bersyarat' dan mendorong pasar tenaga kerja tetap kuat, komentar yang memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga lebih lanjut. Adapun The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, yang merupakan kenaikan terbesar sejak 1994.

Saat ini, investor sudah mulai memangkas aset-aset berisikonya karena mereka menilai kemungkinan upaya bank sentral menjinakkan inflasi dengan suku bunga yang lebih tinggi dapat mendorong ekonomi dunia ke dalam resesi.

"Jika AS, dan seluruh dunia mengalami resesi, ini dapat memengaruhi permintaan (minyak mentah) secara signifikan," kata Konsultan Minyak Houston, Andrew Lipow.

Baca juga: Turun Gara-gara Shanghai Kembali Lockdown, Harga Minyak Mentah Masih di Atas 120 Dollar AS

Selain itu, Menurut Direktur Energi Berjangka Mizuho di New York, Robert Yawger, harga bensin yang tinggi dapat mulai memperlambat permintaan. Saat ini harga bensin di AS pun sudah mencapai sekitar 5 dollar AS per galon (1 galon sekitar 3,7 liter).

Sejumlah perusahaan penyulingan minyak AS dan Menteri Energi AS Jennifer Granholm pun menggelar pertemuan darurat mengenai masalah tersebut, meski hasilnya tanpa solusi konkret untuk menurunkan harga, menurut narasumber. Namun, kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama.

"Perkiraan terbaru oleh American Petroleum Institute, menurut sumber pasar, menunjukkan persediaan minyak mentah dan bensin AS naik minggu lalu, yang juga membebani harga," kata Yawger.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Melonjak, Ini Pemicunya

Data estimasi mingguan persediaan minyak AS dijadwalkan rilis pada Kamis, tetapi karena ada masalah teknis maka Badan Informasi Energi AS menunda perilisan data itu hingga pekan depan, tanpa memberikan timeline yang spesifik.

OPEC dan negara-negara produsen sekutunya, termasuk Rusia, kemungkinan akan tetap pada rencana untuk mengakselerasi peningkatan produksi pada Agustus dengan harapan mengurangi harga minyak mentah dan inflasi, ketika Presiden AS Joe Biden berencana mengunjungi Arab Saudi, kata sumber.

Kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ itu, pada pertemuan terakhirnya 2 Juni sepakat untuk meningkatkan produksi sebesar 648.000 barrel per hari pada Juli, atau 7 persen dari permintaan global, dan dengan jumlah yang sama pada Agustus, naik dari rencana awal untuk menambah 432.000 barrel per hari per bulan, selama tiga bulan hingga September.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Kembali ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas di Balongan Dibekali Keterampilan Olah Sampah

Sebelum Kembali ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas di Balongan Dibekali Keterampilan Olah Sampah

Whats New
TLPS Pertahankan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

TLPS Pertahankan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

Whats New
BRI Life Fokus Pasarkan Produk Asuransi Tradisional, Unitlink Tinggal 10 Persen

BRI Life Fokus Pasarkan Produk Asuransi Tradisional, Unitlink Tinggal 10 Persen

Whats New
Dukung Pengembangan Industri Kripto, Upbit Gelar Roadshow Literasi

Dukung Pengembangan Industri Kripto, Upbit Gelar Roadshow Literasi

Whats New
Agar Tak 'Rontok', BPR Harus Jalankan Digitalisasi dan Modernisasi

Agar Tak "Rontok", BPR Harus Jalankan Digitalisasi dan Modernisasi

Whats New
Emiten Beras, NASI Bidik Pertumbuhan Penjualan 20 Pesen Tahun Ini

Emiten Beras, NASI Bidik Pertumbuhan Penjualan 20 Pesen Tahun Ini

Whats New
Sri Mulyani Tanggapi Usulan Fraksi PDI-P soal APBN Pertama Prabowo

Sri Mulyani Tanggapi Usulan Fraksi PDI-P soal APBN Pertama Prabowo

Whats New
Menhub Sarankan Garuda Siapkan Tambahan Pesawat untuk Penerbangan Haji

Menhub Sarankan Garuda Siapkan Tambahan Pesawat untuk Penerbangan Haji

Whats New
Apindo: Pengusaha dan Serikat Buruh Tolak Program Iuran Tapera

Apindo: Pengusaha dan Serikat Buruh Tolak Program Iuran Tapera

Whats New
Orang Kaya Beneran Tidak Mau Belanjakan Uangnya untuk 5 Hal Ini

Orang Kaya Beneran Tidak Mau Belanjakan Uangnya untuk 5 Hal Ini

Spend Smart
Apindo Sebut Iuran Tapera Jadi Beban Baru untuk Pengusaha dan Pekerja

Apindo Sebut Iuran Tapera Jadi Beban Baru untuk Pengusaha dan Pekerja

Whats New
Emiten Produk Kecantikan VICI Bakal Bagi Dividen Tunai Rp 46,9 Miliar

Emiten Produk Kecantikan VICI Bakal Bagi Dividen Tunai Rp 46,9 Miliar

Whats New
Apa Itu Iuran Tapera yang Akan Dipotong dari Gaji Pekerja?

Apa Itu Iuran Tapera yang Akan Dipotong dari Gaji Pekerja?

Whats New
Soroti RPP Kesehatan, Asosiasi Protes Rencana Aturan Jarak Iklan Rokok di Baliho

Soroti RPP Kesehatan, Asosiasi Protes Rencana Aturan Jarak Iklan Rokok di Baliho

Whats New
Aturan Impor Berubah-ubah, Pemerintah Dinilai Tidak Konsisten

Aturan Impor Berubah-ubah, Pemerintah Dinilai Tidak Konsisten

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com