JAKARTA, KOMPAS.com - PT Visa Worldwide Indonesia mengumumkan kelanjutan kampanye #IbuBerbagiBijak.
#IbuBerbagiBijak adalah program literasi keuangan yang dimulai pada tahun 2017 dengan tujuan memberdayakan pelaku usaha perempuan agar memiliki keterampilan manajemen keuangan yang lebih baik dan mengembangkan bisnis mereka.
Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman mengatakan, Visa secara konsisten menjalankan program #IbuBerbagiBijak untuk menjangkau pelaku UMKM perempuan sebagai tulang punggung perekonomian di Bali. Visa juga mendukung perluasan pengetahuan dan wawasan mereka dalam mendukung pemulihan ekonomi.
"Tujuan ini sejalan dengan fokus pemerintah tahun ini untuk mengoptimalkan momentum Presidensi G20 Indonesia untuk mendorong peran strategis perempuan dalam pertumbuhan UMKM di Indonesia dan membantu mereka go global," kata Riko dalam siaran pers, Jumat (24/6/2022).
Baca juga: OJK: Agar Tak Terjerat Pinjol Ilegal, Emak-emak UMKM Harus Dapat Akses Pinjaman Legal
Ia menjelaskan, Visa bermitra bersama Maxi Consulting mengadakan program yang akan memberdayakan pelaku UMKM perempuan untuk lebih berorientasi ekspor. Selain itu, program akan membantu mereka dalam memahami dan membangun potensi untuk mengembangkan bisnis mereka ke luar wilayah.
Rangkaian workshop akan dilanjutkan dengan hybrid expo dan sesi business matching. Hal itu akan melibatkan narasumber praktisi dan akademisi, serta figur publik seperti Andy F. Noya, dan mitra potensial, termasuk bisnis lokal yang mapan, seperti Titipku dan Bhinneka.
Baca juga: UMKM Diharapkan Bisa Memperluas Skala Usahanya lewat Digitalisasi
Berdasarkan data terakhir Kementerian Koperasi dan UKM, Indonesia memiliki lebih dari 64 juta UMKM yang menyumbang 60 persen dari PDB nasional.
Adapun, Riko menyebut ada sekitar 60 persen UMKM dimiliki dan dikelola oleh perempuan meliputi 34 persen usaha menengah, 50,6 persen usaha kecil, dan 52,9 persen usaha mikro .
"Pemerintah telah menetapkan sejumlah target untuk pengembangan UMKM nasional, antara lain meningkatkan kontribusi UMKM hingga 65 persen dari PDB nasional pada tahun 2024, menargetkan kontribusi UMKM hingga 17 persen dari total ekspor pada tahun 2024, dan digital onboarding 30 juta UMKM pada tahun 2030," urai dia.
Baca juga: BI: Peningkatan Inklusi Keuangan UMKM Perempuan Sejalan dengan Presidensi G20 Indonesia
Berdasarkan survei kuantitatif yang dilakukan Kompas, pengembangan UMKM merupakan katalis penting untuk pertumbuhan inklusif di Indonesia.
Riko memaparkan, sekitar 57 persen UMKM melibatkan komunitas lokal dalam menjalankan usahanya seiring aspirasi mereka untuk memberdayakan sumber daya manusia lokal sebanyak 76 persen dan mengurangi pengangguran sebanyak 69 persen.
Sementara itu, akses permodalan sebanyak 56 persen, kemudahan berusaha sebanyak 31 persen, dan pelatihan kewirausahawan sebanyak 15 persen menjadi perhatian utama UMKM seiring tekanan-tekanan tambahan yang disebabkan pandemi Covid-19.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.