Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

PDRB Sektor Pertanian Sumedang Capai 18 Persen, Bupati Dony: Terima Kasih Kementan

Kompas.com - 03/07/2022, 15:28 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, sektor pertanian menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Sumedang.

Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB mencapai 18 persen dengan kontribusi industri olahan mencapai 20 persen sebagai yang terbesar.

Dia mengatakan itu dalam acara panen cabai di Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat yang turut dihadiri Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), Sabtu (2/7/2022).

"Kami sampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertanian (Kementan) yang selalu membantu sektor pertanian di sini menjadi sektor unggulan. Ini harus diperhatikan bersama-sama dengan berbagai program dan kebijakan," kata Dony, dikutip dari keterangan persnya, Minggu (3/7/2022).

Dony menyebutkan, pertanian merupakan sektor unggulan yang banyak membuka lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja.

Baca juga: Kementan Gandeng BNPB dan PMI Luncurkan Gerakan Disinfeksi Nasional untuk Atasi PMK

Terdapat empat kecamatan di Sumedang yang menjadi sentra sayur, yakni Sukasari, Tanjungsari, Wado, dan Pamulihan.

Dari empat sentra tersebut, semuanya terkonsentrasi di Desa Sukawangi dengan sembilan kelompok tani (poktan) yang menanam cabai.

"Mayoritas penduduk Desa Sukawangi bercocok tanam cabai. Luas areal yang ditanami cabai mencapai 260 hektar (ha). Panen hari ini dilakukan di Poktan Mukti," ujarnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat menghadiri acara panen cabai di Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2022).
DOK. Humas Kementan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat menghadiri acara panen cabai di Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2022).

Lebih lanjut, Dony mengungkapkan, dalam satu musim tanam, petani cabai di Sukawangi bisa melakukan sampai 10 kali pemetikan dengan hasil sekali pemetikan mencapai 6 ton.

Baca juga: Kementan Usulkan Tambahan Anggaran untuk Penanganan PMK Jadi Rp 4,6 Triliun

Berdasarkan data early warning system (EWS) pada Juni hingga Juli, ketersediaan cabai, baik cabai besar maupun cabai rawit di Kabupaten Sumedang mengalami surplus.

Produksi cabai besar dan rawit pada Juni sebanyak 515 ton dan 393 ton. Sementara itu, kebutuhan cabai besar dan rawit sebanyak 324 ton dan 307 ton.

Pada Juli, produksi cabai besar dan rawit mencapai 500 ton dan 337 ton, sedangkan kebutuhan untuk kedua cabai tersebut adalah 353 ton dan 321 ton.

Pada kesempatan itu, Mentan SYL mengungkapkan bahwa Sumedang memiliki kemampuan untuk melakukan mobilisasi dan suplai cabai ke daerah lain yang mengalami defisit.

"Saya lihat Sumedang ini bagus. Menurut laporan cabainya surplus. Kalau begitu, Sumedang bisa menyuplai daerah lainnya yang defisit," katanya.

Baca juga: Kementan Realisasikan Embung untuk Tingkatkan Produktivitas Petani Bawang Merah di Enrekang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com