Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkeu Sebut Perang Rusia-Ukraina Dorong Penggunaan Energi Fosil

Kompas.com - 08/07/2022, 18:08 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan, perang Rusia-Ukraina tidak hanya berdampak pada perekonomian global, tapi juga peningkatan penggunaan energi fosil atau energi tidak ramah lingkungan.

Ia menjelaskan, konflik geopolitik kedua negara itu berimbas pada terganggunya pasokan minyak dan gas dari Rusia, yang pada akhirnya membuat sejumlah negara di Eropa kekurangan pasokan energi. Alhasil, harus menggangu komitmen pengurangan penggunaan energ fosil dengan kembali mengaktifkan pembangkit listrik berbasis batu bara.

"Beberapa negara di Eropa sudah ada yang katakan, 'kalau kaya begini kita hidupin kembali deh pembangkit listrik batu bara kita'," ujarnya dalam webinar Indonesia Infrastructure Roundtable (IRR) Edisi T20, Jumat (8/7/2022).

Baca juga: Jokowi: Transisi Energi Bukan Cuma Soal Perubahan Energi Fosil ke Energi Terbarukan...

"Seperti Jerman, mau hidupkan kembali pembangkit listrik batu bara karena sebentar lagi musim dingin, kan kalau pasokan gas enggak ada, jadi enggak bisa sediakan listrik buat masyarakat," lanjut Suahasil.

Selain negara di Eropa, ia bilang, Amerika Serikat (AS) juga berencana merilis cadangan minyaknya yang berbasis fosil (fosil fuel) untuk memenuhi permintaan dan menekan tingginya harga energi.

Menurutnya, respons negara-negara untuk kembali menggunakan energi fosil merupakan upaya perlindungan bagi masyarakatnya di tengah gejolak ekonomi global. Hal itu merupakan solusi yang bisa diambil untuk jangka pendek.

Begitu pula dengan Indonesia, yang berusaha melindungi masyarakatnya dari lonjakan harga energi. Hanya saja, respons Indonesia dilakukan dengan pemerintah menambah menambah anggaran subsidi dan kompensasi sekitar Rp 350 triliun.

"Penambahan subsidi ini utnuk perlindungan masyarakat, menjaga harga agar tidak terlalu cepat naik, karena kita tahu fenomena yang kita hadapi adalah kenaikan harga," kata dia.

Baca juga: Subsidi Energi Bisa Makin Bengkak akibat Pelemahan Rupiah

Di samping, penambahan subsidi energi, Indonesia juga masih menggunakan pembangkit berbasis batu bara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Suahasil memastikan, ke depan pemerintah akan tetap mendorong transisi ke energi hijau.

Komitmen tersebut ditandai dengan fokus pemerintah untuk mempercepat penggunaan transisi energi ramah lingkungan sebagai rencana jangka menengah-panjang.

"Dalam konteks ini, kita tidak akan melupakan pembangunan jangka menengah-panjang untuk transisi ke ekonomi hijau. Jadi walaupun sibuk urus yang jangka pendek, tapi kita tetap biacarakan yang jangka menengah-panjang," pungkas Suahasil.

Baca juga: Saat Green Energy Tenaga Surya dan Angin Ubah Desa Energi Berdikari Cilacap dari Gelap Menjadi Terang...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com