JAKARTA, KOMPAS.com – Lahan kritis di Desa Sarireja, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat (Jabar) disulap jadi perkebunan nanas sejak 2018, dari inisiasi CSR T Pupuk Kujang Cikampek (PKC), anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero).
Kini, olahan nanas desa ini masuk standar pasar modern atau supermarket, serta diminati pasar luar negeri. Serta mampu memberikan manfaat kepada 348 orang petani yang terlibat di dalamnya.
Limbah dari olahan nanas, yakni kulit dan daun, bahkan bisa diolah jadi pakan ternak hingga kerajinan. Berikut cerita singkat program CSR yang diberi nama "Kampung Nanasku" ini.
SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana mengatakan, program CSR Kampung Nanasku ini bergerak di bidang budidaya dan pengolahan nanas. Selama empat tahun program ini berjalan tercatat sekitar 348 orang petani menerima manfaatnya dari sisi penghasilan dan kualitas hidup.
Baca juga: Kisah Sukses Batik Abstrak Murni Asih
Melalui program Kampung Nanasku ini, produk olahan nanas Desa Sarireja yang dihasilkan masuk standar pasar modern atau supermarket, serta diminati pasar luar negeri.
Kemudian, para petani Kampung Nanasku ini berhasil membuat produksi turunan seperti keripik, sirup, wajit hingga pupuk organik dari nanas busuk. Bahkan petani sedang didampingi untuk membuat kain dari daun nanas.
“Hal ini merupakan hasil dari Pupuk Indonesia melalui anak perusahaan kami yaitu Pupuk Kujang yang memberikan pendampingan kepada para petani binaan Kampung Nanasku ini,” ujar Wijaya melalui keterangannya, Senin (8/8/2022).
Baca juga: Dari Menulis Cerita Horor, Diosetta Raup Penghasilan Melebihi Gaji Kantor
Program pemberdayaan masyarakat ini telah memberikan dampak besar untuk kelompok penerima manfaat lainnya seperti pendapatan kelompok mencapai Rp 72 juta per hektar dan omzet produk olahan mencapai Rp 30 juta setiap panen.
Petani dapat memperluas akses pasar baru, setelah didampingi Pupuk Kujang, produk nanas mereka bisa menembus supermarket, pabrik olahan nanas, pasar online, dan ikut berbagai pameran dengan pemerintah.
Program ini juga memberikan dampak bagi lingkungan karena telah memanfaatkan lahan kritis menjadi lahan budidaya nanas yang produktif. Limbah yang dimanfaatkan pun diolah menjadi produk bernilai tambah.
Baca juga: Kesal karena Selalu Boros? Yuk Simak 2 Tips Berhemat dari Komika Yudha Keling
Setelah didampingi Pupuk Kujang, petani bisa mengolah 100 kg limbah buah setiap panen menjadi pupuk yang dimanfaatkan kembali pada proses budidaya nanas.
Limbah berupa daun juga bisa dimanfaatkan menjadi kain. Inovasi ini dapat mengubah 2 ton limbah daun per panen menjadi kain dan berbagai produk kerajinan. Pemanfaatan limbah kulit nanas menjadi pakan konsentrat untuk peternakan udang mencapai 2 ton setiap panen.
Baca juga: Erick Thohir Ingin CSR BUMN Fokus ke Pendidikan, UMKM dan Lingkungan Hidup
Dampak positif program Kampung Nanasku ini didapat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh para ahli, salah satunya dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Melalui metode Social Return of Investment (SRoI), kajian para ahli tersebut hasilnya Kampung Nanasku mendapat nilai 6,094. Kajian ini juga mengukur Indeks Kepuasan Manusia para pihak yang terlibat dalam program tersebut.
Adapun, hasil program Kampung Nanasku mendapatkan nilai baik dari masyarakat penerima program dengan nilai indeks 3,25. Lalu, program CSR yang dijalankan Pupuk Kujang Cikampek ini juga mencatatkan dari nilai investasi yang dikeluarkan mencapai Rp 229 juta dan telah menghasilkan nilai perubahan sebesar Rp 1,82 miliar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.