Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Bisnis UMKM, Peran Swasta dan BUMN Sangat Dinanti

Kompas.com - 08/08/2022, 17:05 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peran swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat dinanti untuk membantu pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Hal itu mengemuka dalam gelaran Indonesian CEO Talk yang digeral oleh Obsession Media Group (OMG). Adapun tema yang diusung adalah Mendorong Peran Swasta dan BUMN dalam Menggerakkan Ekonomi Nasional Melalui Realisasi Stimulus Bagi UMKM.

Chairman of OMG Usamah Hisyam mengatakan, Indonesia CEO Talk merupakan satu forum bagi para pengusaha usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Karena dalam forum inilah kita bisa mempertemukan pandangan-pandangan dari pihak swasta, BUMN dan juga pengusaha UMKM termasuk pemerintah,” ujar Usamah dalam siaran pers, dikutip Senin (8/8/2022).

Baca juga: Jaga Ketahanan Energi Nasional, Pertamina Maksimalkan Kinerja Operasi

Ia menambahkan Presiden Jokowi sudah secara sungguh-sungguh memberikan intervensi terhadap upaya untuk menggerakkan ekonomi nasional.

“Hal itu terbukti dari jumlah kucuran APBN mencapai Rp 451 triliun untuk sektor kesehatan dan juga bantuan-bantuan sosial bagi UMKM melalui beberapa lembaga keuangan bank maupun perusahaan-perusahaan BUMN,” imbuh dia.

Sementara, Menteri Koperasi UKM RI Teten Masduki mengungkapkan, UMKM dan koperasi adalah fondasi ekonomi nasional yang populasinya mencapai 99,9 persen dari total pelaku usaha di Indonesia.

"UMKM adalah backbone atau tulang punggung perekonomian nasional yang menyerap 97 persen lapangan kerja dan ini hampir sama dengan angka mikro yang memang mencapai 96 persen," jelas dia.

Baca juga: Hubungan China dan Taiwan Memanas, RI Dinilai Bisa Lakukan Penetrasi Ekspor

Ia menjelaskan, selama kurang lebih tiga tahun ini pemerintah terus berusaha membenahi ekosistem UMKM dan koperasi. Hal ini supaya UMKM selama pandemi bisa bertahan dan pasca-pandemi bisa melakukan transformasi menjadi tumbuh besar, sehingga tidak lagi didominasi oleh mikro.

“Ada banyak hal yang sudah pemerintah lakukan selama pandemi, seperti terus mendorong kemudahan akses pembiayaan baik melalui hibah untuk usaha mikro yang belum bebas lewat program produktif usaha mikro,” terangnya.

Sementara itu, Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) John Kosasih menuturkan, total seluruh pengusaha di Indonesia sekitar 65 juta. Sebanyak 99 persennya masuk ke dalam kategori UMKM.

“UMKM terdiri dari mikro kecil dan menengah. Penghasilan usaha mikro dalam setahun di bawah Rp 2 miliar. Kemudian yang kecil, antara Rp 2 miliar sampai Rp 15 miliar. Sementara menengah Rp 15 miliar sampai Rp 50 miliar,” papar John.

John bilang, sektor UMKM rupanya menyerap 97 persen tenaga kerja di Indonesia dan memberikan kontribusi terhadap PDB di Indonesia kurang lebih sekitar 60 sampai 61 persen.

Baca juga: Buruh Tembakau Surati Jokowi, Memohon Revisi Aturan Pengendalian Rokok Dihentikan

“Ini sangat luar biasa. UMKM di Indonesia sendiri fokusnya di sektor perkebunan, pertanian, dan perikanan. Disusul dengan yang sektor perdagangan, penyediaan akomodasi, restoran, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Ia menyebut, BCA memprediksi tren kredit UMKM akan terus tumbuh hingga akhir tahun. Inflasi di dalam negeri akan mendorong UMKM untuk meminjam uang lebih banyak untuk peningkatan modal kerja dan investasi. Secara umum, indeks transaksi belanja di perseroan terus mengalami peningkatkan, termasuk pengusaha UMKM.

“Maka kebutuhan investasi dan kebutuhan modal kerja akan mengalami peningkatan. Sehingga, kalau kami lihat pertumbuhan untuk kredit UMKM ke depan trennya pasti bagus,” tandas dia.

Baca juga: Pekan Depan, Kemendag Kirim 1.000-3.000 Ton Minyakita ke Papua dan Maluku

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com