Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan China dan Taiwan Memanas, RI Dinilai Bisa Lakukan Penetrasi Ekspor

Kompas.com - 08/08/2022, 15:37 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Center of Economic and Law Studie (Celios) Bhima Yudhistira menilai Indonesia bisa melakukan penetrasi ekspor ke Taiwan, meski hubungan negara tersebut dengan China kian memanas.

Menurut Bhima, peluang Indonesia melakukan penetrasi ekspor terbuka karena China membatasi perdagangan ikan hingga buah-buahan ke Taiwan.

"Justru ini kesempatan bagi Indonesia untuk penetrasi ekspor makanan jadi, buah buahan, dan sayuran ke Taiwan," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (8/8/2022).

Baca juga: Luhut Beberkan Data-data, Bantah Indonesia Dikontrol China

Dikutip dari Kompas.tv, hubungan dagang China-Taiwan selama ini cukup besar. Untuk produk pertanian saja, Taiwan mengimpor produk pertanian China sebesar 59 juta dollar AS pada periode Januari-Juni 2022.

Sedangkan secara total, nilai impor dari Taiwan ke China tercatat 122,5 miliar atau naik 7,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, China menjatuhkan sederet sanksi ekonomi kepada Taiwan, lantaran kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Sanksi ini sebagai bentuk protes keras China yang menganggap AS telah melanggar kedaulatan Negeri Tirai Bambu itu.

Sejak kabar Pelosi akan mengunjungi Taiwan beredar, China telah menghentikan 35 izin impor dari 35 eksportir biskuit dan kue kering di Taiwan. Selain itu, Otoritas perdagangan China juga sudah mengumumkan pembatasan perdagangan dengan Taiwan.

Baca juga: Kedatangan Ketua DPR AS di Taiwan Buat Rupiah Pagi Hari Tertekan

China langsung menghentikan pengiriman pasir ke Taiwan. Kemudian, China juga melarang masuk impor buah jeruk dan mackerel dari Taiwan. Pihak China menyebut produk-produk tersebut mengandung residu pestisida yang tinggi.

"Langkah China memberi sanksi ke Taiwan menambah panjang deretan negara yang melakukan proteksi ekspor pangan setelah sebelumnya ada 30 negara yang lakukan hal serupa dengan berbagai alasan," ucap Bhima.

Kendati demikian, apabila ketegangan geopolitik ini berubah menjadi perang dagang, maka dapat mempengaruhi pasokan chip semikonduktor ke Indonesia.

Hal ini dapat menyebabkan biaya industri elektronik dan otomotif naik signifikan lantaran pasokan semikonduktor dari Taiwan ini berkontribusi sekitar 56 persen dari persediaan global.

"Tapi secara risiko kalau Taiwan dan China jadi perang dagang maka eskalasi konflik akan mempengaruhi pasokan semiconductor sehingga penjualan mobil di Indonesia bisa tertekan," tuturnya.

Baca juga: Mengingat Janji Jokowi saat Pilih China: Kereta Cepat Tak Pakai APBN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com