Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nielsen: Belanja Iklan Naik 7 Persen di Semester I-2022, TV Masih Mendominasi

Kompas.com - 11/08/2022, 16:40 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka belanja iklan semester pertama 2022 mencatatkan kenaikan 7 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Director Client Lead Nielsen Indonesia Selly Putri mengatakan, total belanja iklan selama semester pertama 2022 mencapai Rp 135 triliun berdasarkan gross rate card.

Selly mengatakan, berdasarkan laporan Nielsen Ad Intel, TV masih mendominasi dengan porsi belanja iklan mencapai Rp 107,5 triliun.

"Kemudian diikuti digital yang meningkat 15,2 persen dengan kenaikan lebih dari 6 persen dengan belanja iklan mencapai Rp 20,5 triliun. Namun, terjadi kontraksi pada media cetak 4,8 persen dan radio 0,3 persen," kata Selly di Millenium Centennial Center, Karet Kuningan, Jakarta, Kamis (11/8/2022).

Baca juga: Belanja Iklan Fintech di RI Tertinggi se-Asia Tenggara dan Pakistan, Mencapai Rp 6,7 Triliun pada 2021

Selly mengatakan, terdapat 5 kategori pembelanja iklan terbesar selama semester I-2022 yaitu pertama, layanan online dengan total belanja iklan hingga 69 persen atau sebesar Rp 28,5 triliun.

Kedua, hair care dengan pertumbuhan 20 persen dengan total belanja iklan sebesar Rp 6,9 triliun. Ketiga, facial care dengan total belanja iklan sebesar Rp 6,5 triliun.

Keempat, seasoning and condiments dengan total belanja iklan sebesar Rp 4,5 triliun dan kelima adalah government and politic organization dengan total belanja Rp 4,4 triliun.

"Secara umum, layanan online, hair care, facial care, seasoning and condiments, dan governments and political organization mengambil porsi sebesar 35 persen dari total angka belanja iklan," ujarnya.

Selly mengatakan, pihaknya juga mencatat beberapa kategori yang mengalami penurunan belanja ikan yaitu, peralatan komunikasi (communication equipment) dan minuman sehat (health drink).

Keduanya mengalami penurunan masing-masing 28 persen dan 20 persen.

"Secara umum peningkatan belanja iklan cukup menandakan optimisme pengiklanan masih cukup tinggi di tengah masa transisi ini, terlihat belanja iklan didominasi oleh produk FMCG dan e-commerce, di mana FMCG banyak beriklan di saluran televisi sedangkan e-commerce banyak beriklan di saluran digital," tuturnya.

Selly menambahkan, terjadi peningkatan jumlah kreatif iklan sebesar 40 persen yang didominasi oleh iklan-iklan digital dengan masa tayang pendek.

Sementara itu, jumlah produk baru yang beriklan turun 8 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar 12 persen. Jumlah produk baru pada semester pertama 2022 yaitu 4.334 dari total 13.704 produk yang beriklan.

"Secara keseluruhan angka belanja iklan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan rate card, semester pertama 2022 ini bisa dikatakan pengiklan mulai percaya diri namun ada kehati-hatian untuk meluncurkan produk baru," ucap dia.

Baca juga: Iklan Berorientasi Agama dan Pentingnya Etika Periklanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com