Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Indonesia Terancam Hiperinflasi hingga 12 Persen, Ketua MPR: Kita Tidak Boleh Lalai

Kompas.com - 16/08/2022, 10:34 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo menyoroti laju inflasi Indonesia yang tinggi, bahkan diperkirakan bisa mencapai 12 persen. Kenaikan inflasi yang ditinggi itu dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional.

Dia mengatakan, Indonesia memang menjadi salah satu negara dengan risiko resesi yang kecil yakni hanya 3 persen, menurut hasil survei Bloomberg. Namun, pemerintah dinilai tetap perlu mewaspadai tingkat laju inflasi.

"Kita tidak boleh lalai. Kenaikan inflasi dapat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional," ujarnya dalam Sidang Tahunan MPR RI di Kompleks DPR-MPR RI, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

Baca juga: Sederet Dampak Kenaikan Tarif Ojol: Inflasi Tinggi hingga Tambah Macet

Bamsoet, sapaan akrabnya, menjelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi Indonesia berada di level 4,94 persen per Juli 2022. Pada Agustus 2022 laju inflasi diprediksi akan meningkat pada kisaran 5 persen hingga 6 persen.

Lebih lanjut ia mengatakan, bahkan pada September 2022 Indonesia diprediksi akan menghadapi ancaman hiperinflasi.

"Kita diprediksi akan menghadapi ancaman hiperinflasi, dengan angka inflasi pada kisaran 10 persen hingga 12 persen," kata Bamsoet.

Dia pun menekankan, bahwa laju kenaikan inflasi yang tinggi, disertai dengan lonjakan harga pangan dan energi, akan semakin membebani masyarakat yang baru saja bangkit dari pademi Covid-19. Oleh sebab itu, perlunya inflasi diredam oleh pemerintah.

Baca juga: Pengertian Hiperinflasi, Dampak, dan Penyebabnya

Sebelumnya, pemerintah memperkirakan laju inflasi sepanjang 2022 berada di kisaran 3,5 persen hingga 4,5 persen. Proyeksi laju inflasi itu mempertimbangkan kenaikan harga komoditas global terutama energi dan pangan.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pemerintah akan terus mewaspadai berbagai perkembangan terkini, termasuk menstabilkan harga pangan guna mengantisipasi dampak lonjakan inflasi terhadap harga di tingkat konsumen.

"(Proyeksi inflasi) ini memang lebih tinggi dari proyeksi awal APBN 2022. Kenaikan ini tentu akan berpotensi meningkatkan harga komoditas dalam negeri," kata Febrio dalam konferensi pers APBN KiTa, Kamis (28/7/2022).

Baca juga: Ekonom Perkirakan Inflasi Inti RI Naik Jadi 3,5 Persen, Jadi Tantangan Pemulihan Ekonomi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com