Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjlok, Harga Minyak Mentah Jauhi Level 100 Dollar AS

Kompas.com - 16/08/2022, 07:24 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada perdagangan Senin (15/8/2022) waktu setempat. Penurunan harga minyak, terjadi setelah rilis data ekonomi China yang mengkhawatirkan, dan percepatan negosiasi AS-Iran terkait nuklir.

Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Immediately (WTI) turun 1,2 persen menjadi 88,3 dollar AS per barrel. Sementara itu, minyak Brent anjlok 3,11 persen menjadi 95,1 dollar AS per barrel.

Harga minyak di awal pekan dibuka dengan sentimen bearish, setelah China mengumumkan penurunan suku bunga acuan, sebagai respon terhadap data ekonomi yang lemah. Sementara itu, Iran mengisyaratkan kesepakatan nuklir dapat dicapai dalam beberapa hari ke depan. Dimana hal ini meningkatkan prospek minyak mentah Iran kembali ke pasar global.

Baca juga: Menteri Teten: TBS Sawit Diolah Jadi Minyak Makan Merah, Permintaannya Sudah Mencapai 200 Ton

“Sebagian besar meningkatkan kemungkinan kesepakatan Iran. Saya melihat 80 dollar AS per barrel, sebagai bentuk dukungan yang mendorong pembeli mulai tertarik pada harga tersebut," kata Rebecca Babin, senior energy trader CIBC Private Wealth Management.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan, pihaknya sudah memberi sinyal kepada Uni Eropa pada Senin malam tentang rancangan kesepakatan nuklir yang akan diselesaikan dengan AS. Kesepakatan juga bernada lebih damai dalam beberapa bulan terakhir.

“Mungkin ada dasar untuk perjanjian yang ditandatangani, dalam waktu dekat,” kata Juru bicara kementerian luar negeri Iran.

Minyak mentah telah bergerak lebih rendah selama beberapa bulan terakhir di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi, yang menurunkan keuntungan pasca invasi Rusia ke Ukraina Februari 2022 lalu. Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi menyebut, beberapa manager keuangan, memangkas taruhan bullish mereka untuk minyak WTI ke level terendah.

Data yang dirilis oleh China di awal pekan ini menunjukkan permintaan minyak China bulan lalu mengalami penurunan sekitar 10 persen yoy. Hal ini disebabkan oleh Covid-19 yang memukul ekonomi negara tirai bambu tersebut, yang mengakibatkan penguncian, sehingga mobilitas menurun.

"Kami menilai, ekonomi China jauh daripada sebelumnya, konsumsi lebih rendah, termasuk juga untuk minyak," kata kepala penelitian Sucden Financial Geordie Wilkes.

Pemulihan ekonomi China secara tak terduga melemah pada Juli 2022 karena wabah baru Covid-19 berdampak pada belanja konsumen dan bisnis. Output industri 3,8 persen dari tahun lalu, lebih rendah dari bulan Juni 3,9 persen, dan meleset dari perkiraan ekonom sebesar 4,3 persen. Sektor penyulingan minyak juga mengalami penurunan kinerja, karena pabrik tutup untuk melakukan pemeliharaan.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Menguat dalam Sepekan, Ini Sebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com