Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Kembangkan Teknologi Diesel Biohidrokarbon dan Bioavtur

Kompas.com - 17/08/2022, 20:00 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) mengembangkan penelitian dan teknologi diesel biohidrokarbon dan bioavtur dengan bekerja sama sejumlah pihak.

Itu dilakukan Pertamina untuk mempercepat ketahanan dan kemandirian energi melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

Dalam pengembangan itu, Pertamina menggandeng PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), PT Pupuk Sriwidjaja, PT Rekayasa Industri, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), dan LEMIGAS.

Baca juga: Menhub: Gunakan Tema Besar HUT Ke-77 RI agar Sektor Transportasi Pulih Lebih Cepat

"Kedaulatan energi harus kita wujudkan dengan memanfaatkan sumber daya nabati yang harus menjadi dasar untuk pengembangan energi ke depan," ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam keterangan resminya, Rabu (17/8/2022).

Sementara itu, Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman menjelaskan, pembangunan hydrotreated vegetable oil (HVO) merupakan langkah konkret dalam penyempurnaan teknologi HVO dan turunannya, yang sejalan dengan fokus perusahaan mengembangkan EBT.

"KPI siap mendukung tidak hanya menyediakan lahan, tapi utilitas, manpower (tenaga kerja), dan semuanya. Kami komitmen menerapkan standar dalam mengelola kilang untuk kelancaran operasi demo plant, karena ini akan terintegrasi oleh RU IV Cilacap," kata dia.

Baca juga: HUT Ke-77 RI, Sandiaga Uno Ajak Pelaku Pariwisata Bangkit


SVP Research and Technology and Innovation Pertamina Oki Muraza menyebutkan, setidaknya ada empat tujuan pengembangan demo plant ini.

Tujuan yang pertama adalah mendukung program pemerintah dalam menciptakan teknologi proses guna menghasilkan produk diesel biohidrokarbon dan biodiesel.

"Tujuan kedua adalah menguji keandalan katalis hasil formulasi Pertamina dan ITB, ketiga mendukung pemerintah dalam rangka pemanfaatan minyak nabati, dan terakhir meningkatkan branding Pertamina sebagai perusahaan yang inovatif dan berkelanjutan," ucapnya.

Baca juga: Kemendagri: Banyak Kasat Pol PP yang Belum Punya Sertifikat PPNS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com