Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ingin Indonesia Ekspor Beras untuk Bantu Atasi Krisis Pangan Global

Kompas.com - 18/08/2022, 13:41 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin Indonesia ekspor beras untuk ikut membantu mengatasi krisis pangan global.

Jokowi mengatakan Indonesia telah menjaga swasembada beras sejak 2019. Artinya, produksi beras Indonesia telah mampu memenuhi 90 persen kebutuhan beras nasional.

"Ini yang harus kita pertahankan dan kita tingkatkan sehingga tidak hanya swasembada beras saja tetapi nanti bisa ekspor beras. Ikut mengatasi kelangkaan pangan di beberapa negara, karena sudah mengerikan sekali," ujarnya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2022, Kamis (18/8/2022).

Baca juga: Jokowi Minta Pemda Gunakan Anggaran Tidak Terduga untuk Tekan Inflasi

Indonesia dinilai perlu eskpor beras karena pandemi Covid-19 hingga perang Rusia-Ukraina menyebabkan kondisi global menjadi sangat berat. Kondisi inilah yang menyebabkan beberapa negara mengalami krisis pangan.

Diperkirakan sekitar 345 juta orang di 82 negara mengalami kekurangan pangan akut dan kelaparan serta 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem.

Sementara itu, Indonesia mendapatkan penghargaan dari Internasional Rice Research Institute atas sistem ketahanan pangan dan swasembada beras.

Baca juga: Kementan: Indonesia Sudah Tidak Lagi Impor Beras untuk Pasar Konsumsi


Jokowi mengatakan Indonesia harus ekspor beras ke negara-negara yang mengalami krisis pangan karena keadaan saat ini sudah cukup parah.

"Biasanya kalau ada krisis (hanya) 4-5 negara, ini sudah 60 negara yang diprediksi akan ambruk ekonominya dan 345 juta orang di 82 negara akan menderita kekurangan pangan akut dan kelaparan," imbuhnya.

Sebelumnya, berdasarkan catatan Jokowi, tahun 2019 sampai 2021 Indonesia mampu memproduksi beras sebesar 31,3 juta ton. Dia pun menyampaikan apresiasi kepada para petani atas penghargaan ini.

Baca juga: Indonesia Swasembada Beras, FAO: Kami Mengucapkan Selamat...

"Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, utamanya kepada pelaku riil pekerja di sawah, para petani Indonesia atas kerja kerasnya," kata dia dalam siaran YouTube Sekretaris Presiden, Minggu (14/8/2022).

Jokowi juga sempat mengatakan, Indonesia sudah tiga tahun belakangan tidak melakuan impor beras.

Selain itu, Indonesia diharapkan tidak hanya memproduksi kebutuhan nasional, tetapi ketika produksinya meningkat harus mampu masuk ke pasar ekspor.

"Diversifikasi pangan, hati-hati kita tidak hanya tergantung pada beras tetapi harus mulai untuk jenis-jenis bahan pangan yang lainnya," terang dia.

Di tengah ancaman krisis pangan sebut Jokowi, pemerintah berkomitmen terus meningkatkan produksi dan memastikan kecukupan pangan di dalam negeri.

Baca juga: Jokowi Ingin Indonesia Tidak Hanya Swasembada Beras, tapi Juga Jagung dkk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com