Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank DBS Indonesia Incar 40 Persen Tabungan dan Deposito Nasabah Masuk ke Produk Investasi

Kompas.com - 24/08/2022, 06:21 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank DBS Indonesia menilai produk investasi menjadi bisnis yang sustainable dalam jangka waktu yang panjang.

Head of Digital Banking Bank DBS Indonesia Erline Diani mengatakan, untuk itu pihaknya menargetkan lebih banyak dana nasabah yang masuk ke produk investasi. Bahkan jika memungkinkan porsinya mencapai 35-40 persen dana nasabah.

"Pastinya kita inginnya terus mengembangkan ya. Mungkin kalau kita pakai benchmark yang ada, biasanya itu tingkat yang cukup optimal untuk produk investasi ada di kisaran 35-40 persen dibandingkan dengan keseluruhan dari balance customer. Jadi kita menuju ke arah situ," ujarnya di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Baca juga: Melesat Tinggi, Transaksi Uang Elektronik Tembus Rp 35,5 Triliun

Dia mengungkapkan, saat ini 25 persen dana tabungan dan deposito nasabah telah masuk ke dalam produk-produk investasi yang ditawarkan Bank DBS Indonesia. Adapun produk investasi ini berupa obligasi pemerintah, reksa dana, hingga rekening valuta asing (valas).

Realisasi ini didapatkan setelah perusahaan melakukan kampanye Wealth Democratization dengan memberikan edukasi kepada nasabah tentang pentingnya dan mudahnya memulai investasi.

Seiring dengan kampanye tersebut, Bank DBS Indonesia juga menyediakan akses nasabah ke lebih dari 150 produk investasi digital.

Baca juga: Luncurkan QRIS Jakpreneur, Pemprov DKI Bisa Pantau Secara Langsung Perkembangan UMKM

"Wealth product ini merupakan salah satu produk yang bisa meningkatkan engagement customer dalam waktu yang cukup lama," ucapnya.

Sementara itu, jumlah nasabah yang gunakan digibank by DBS terus bertambah. Kinerja yang memuaskan tidak hanya di produk investasi digital, Bank DBS Indonesia juga mencatatkan penambahan penggunaan aplikasi bank digital oleh nasabah di Kuartal II 2022.

Director Consumer Banking Group, PT Bank DBS Indonesia Rudy Tandjung mengatakan, tercatat hingga Kuartal II 2022, lebih dari 80 persen nasabah sudah menggunakan aplikasi digibank by DBS untuk melakukan transaksi perbankan.

Baca juga: Asuransi Syariah: Pengertian, Jenis, dan Bedanya dengan Konvensional

Kemudian lebih dari 75 persen aktivitas pembukaan rekening untuk nasabah baru juga sudah dilakukan secara online melalui aplikasi digibank by DBS.

Selain itu, sekitar 85 persen dari total pengajuan kartu kredit dilakukan secara online melalui aplikasi digibank by DBS.

Menariknya, kata Rudy, penggunaan kartu kredit juga tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan nasabah yang tidak melakukan aplikasi secara digital.

Hal ini terjadi karena Bank DBS Indonesia menawarkan kecepatan dan kemudahan dalam pengajuan kartu kredit dan kredit tanpa anggunan (KTA) untuk nasabah, di mana nasabah hanya perlu melakukan proses aplikasi kartu kredit atau KTA selama 60 detik dan langsung mendapatkan hasil diterima atau ditolak.

"Jadi ada kartu kredit dan KTA itu dua-duanya 60 detik approval. Itu yang mungkin membuat kita menjadi semangat untuk melakukan inovasi-inovasi," imbuh Rudy pada kesempatan yang sama.

Baca juga: Mudah, Begini Cara Daftar Autodebet BPJS Kesehatan lewat BCA

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com