Tidak Mampu Bangkit, IHSG Ditutup Melemah ke Level 7.174,2

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada penutupan perdagangan sesi II di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (25/8/2022). Sejak pembukaan perdagangan sesi II, indeks saham nasional terus bergerak di zona merah.

Melansir data RTI, IHSG ditutup pada level 7.174,21 pada sesi perdagangan hari ini. Nilai tersebut turun 20,49 poin atau 0,28 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya yakni 7.194,71 poin.

Selaras dengan koreksi itu, 290 saham ditutup di zona merah, 222 menguat, dan 186 saham lainnya stagnan. Adapun jumlah transaksi seharian ini turun menjadi Rp 13,16 triliun dengan volume 31,21 miliar saham.

Baca juga: Rupiah Digital Bakal Bisa Digunakan di E-commerce hingga Metaverse

Emiten kesehatan menjadi sektor yang mencatatkan koreksi paling dalam yakni 0,75 persen. Sementara itu, sektor energi menjadi sektor yang menguat paling tinggi, sebesar 1,61 persen.

Lagi-lagi, Bumi Resources (BUMI) menjadi emiten yang paling banyak ditransaksikan hari ini, dengan volume transaksi sebanyak 9,3 miliar saham. Kemudian diikuti oleh Industri dan Perdagangan Bintraco Dharm (CARS) dan Darma Henwa (DEWA) masing-masing sebesar 1,8 miliar dan 1,6 miliar saham.

Adapun top losers ditempati oleh Malacca Trust Wuwungan Insurance (MTWI) yang terkoreksi 6,88 persen ke Rp 149. Kemudian, Kioson Komersial Indonesia (KIOS) turun 6,31 persen ke Rp 520. Lalu, Bakrie & Brothers (BNBR) merosot 4,62 persen ke Rp 62.

Baca juga: Pembangunan IKN Nusantara Dimulai Tahun Ini, Puluhan Tender Rampung Pekan Depan

Di sisi lain, top gainers siang hari ini ditempati oleh Ancora Indonesia Resources (OKAS) yang melesat 34,62 persen ke Rp 140. Kemudian diikuti oleh Ricky Putra Globalindo (RICY) naik 27 persen ke Rp 127. Lalu, Bangun Karya Perkasa Jaya (KRYA) menguat 25 persen ke Rp 270.

Berbeda dengan IHSG, bursa Asia lain terpantau bergerak menguat. Nikkei naik 0,58 persen ke 28.489,01, Hang Seng Hong Kong melesat 3,63 persen ke 19.968,38, Shanghai Komposit menguat 0,97 persen ke 3.246,25, dan Straits Times naik 0,53 persen ke 3.250,96.

Baca juga: Penyebab Naiknya Harga Telur Menurut Kemendag, Naiknya Permintaan gara-gara Pelonggaran PPKM

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.