JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, harga komoditas pangan menjadi faktor utama untuk mengendalikan laju inflasi. Hal ini seiring dengan permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menekan inflasi ke level di bawah 5 persen pada akhir 2022.
Menkeu menjelaskan, komponen harga pangan atau volatile food menjadi pendorong utama inflasi. Pada Juli 2022, inflasi pangan tercatat mencapai di atas 11 persen, yang kemudian pada Agustus 2022 semakin terkendali ke kisaran 8,93 persen.
Oleh sebab itu, dia menilai, pengendalian harga pangan menjadi faktor penting dalam menjaga lagu inflasi agar tidak semakin tinggi, terlabih di tengah adanya kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Solar da Pertalite.
Baca juga: Pengendalian Inflasi Pangan dan Pengembangan Klaster
"Jadi kalau seandainya tim pemantauan inflasi nasional dan daerah bekerja menjaga harga makanan, terutama di produksi dalam negeri, maka inflasi kontribusinya dari unsur makanan bisa lebih rendah," ujar Sri Mulyani saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (14/9/2022).
Lebih lanjut, selain komoditas pangan, laju inflasi turut dipengaruhi oleh komponen komoditas dengan harga diatur pemerintah atau administered prices. Ia pun mengakui, bahwa kenaikan harga Solar dan Pertalite akan mempengaruhi tingkat inflasi administered prices.
"Dari administered prices, kemarin karena penyesuaian harga Pertalite dan Solar menyebabkan kontribusi akan meningkat," kata dia.
Adapun menurut penghitungan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, kenaikan harga BBM akan menyumbang inflasi sekitar 1,9 persen. Sehingga pada akhir 2022, tingkat inflasi nasional diproyeksikan berada di kisaran 6,6 persen-6,8 persen.
Selain itu, laju inflasi dipengaruhi pula dengan inflasi inti, yakni inflasi yang disebabkan laju permintaan yang lebih tinggi dari produksi. Maka dalam hal ini, pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) untuk mengendalikan inflasi inti melalui kebijakan moneter bank sentral.
Sri Mulyani memastikan, saat ini pemerintah berupaya untuk menekan laju inflasi tersebut. Ia bilang, Presiden pun telah berulang kali memanggil para menteri, kepala daerah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk melakukan rapat pengendalian inflasi.
"Kami semua bertemu untuk melihat setiap unsur yang bisa kontribusikan kepada inflasi dan mencegahnya supaya tidak naik. Itu dilakulan saat ini," tutup dia.
Baca juga: Mengendalikan Inflasi Harga Pangan dan Energi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.