Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas: Bulog dan Swasta Rebutan Alat Angkut Beras, Kalah Kita

Kompas.com - 03/10/2022, 14:43 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) meminta Satgas Pangan mengawasi pihak swasta yang masuk ke industri beras.

Buwas mengatakan, Bulog di lapangan bahkan harus berebut alat angkut dengan pihak swasta. Hal ini, kata dia, membuat pemerintah tak mampu bersaing dalam penyesuaian harga beras.

"Produksi beras atau gabah alat angkutnya rebutan sama swasta sehingga kita kalah juga kalau mau yang sesuai dengan harga swasta," kata Budi saat ditemui di Pasar Induk Beras, Cipinang, Jakarta Timur, Senin (3/10/2022)..

Baca juga: Kritik Swasta Masuk Industri Beras, Dirut Bulog: Mereka Merusak Harga

Ia mengatakan keberadaan pihak swasta menjadi salah satu faktor kenaikan harga beras di Tanah Air. Sebab, kata dia, pihak swasta bergerak di industri beras tanpa dibatasi aturan.

"Selain terganggu karena cuaca, tapi dengan berkembangnya swasta-swasta memproduksi beras dengan teknologi tinggi, pabrik ini mereka menguasai dan sampai hari ini juga tidak ada pengendalian buat mereka, mereka merusak harga di lapangan,"

Karenanya, Buwas meminta Satuan Tugas (Satgas) Pangan mengawasi pergerakan pihak swasta di industri beras. Ia menilai keberadaan pihak swasta dapat merusak harga beras di lapangan sehingga merugikan para petani.

"Saya justru berharap banyak dari Satgas Pangan, tolong juga diawasi, batasi swasta-swasta itu yang bermain dengan beras dalam memperbesar kekuatan mereka. Ini sangat-sangat merugikan petani dan ketahanan pangan kita," ujarnya.

Baca juga: Buwas Mau Ubah Citra Negatif Bulog, Tak Lagi Jual Beras Kutu, Kini Jual Beras Premium


Lebih lanjut, Buwas meyakini jika seluruh pihak mengawasi dan mematuhi aturan, kelangkaan pangan di Indonesia tidak akan pernah terjadi.

"Saya yakin kalau kita semua memerhatikan sesuai dengan ketentuan aturan dan negara hadir betul-betul menguasai pangan, tidak akan terjadi pangan itu langka, saya yakin," ucap dia.

Baca juga: Jaga Harga Beras Stabil, Mendag Zulhas: Pemda Harus Ikut Intervensi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com