Kemudian, Ketua Umum Perbarindo periode 2018 – 2022 Joko Suyanto mengatakan idealnya ada empat fase yang harus dilalui BPR dan BPRS agar berkontribusi lebih optimal terhadap UMKM di Indonesia.
Fase perama, inisiasi saat UMKM baru berdiri dan membutuh dal dari lembaga keuangan formal, terutama BPR dan BPRS.Fase kedua, saat UMKM sedang berkembang dan belum mendapatkan pembiayaan dari perbankan umum, maka BPR dan BPRS memberikan pendampaingan dan modal usaha lebih besar dari fase pertama.
Fase ketiga, ekspansi di mana UMKM sudah maju dan berkembang. Setelah melalui fase 1 dan 2, menyambungkan ke pasar regional dengan teknologi. Fase keempat, BPR Mendorong UMKM agar bisa mandiri, ekspor dan Go Global.
“Kami menjadi garda terdepan dalam literasi, edukasi kepada masyarakat di Indonesia. Mungkin dari sisi kuantitatif masih kecil, tetapi kami sangat yakin bahwa multiplier effect sangat besar atas apa yang sudah kita lakukan dalam membantu UMKM," kata Joko.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga resmi merilis layanan BPR E-Cash.
BPR E-cash adalah salah satu layanan berupa platform uang elektronik (server base) yang ditawarkan oleh PT Finnet Indonesia dan dapat digunakan oleh mitra perbankan, koperasi maupun komunitas yang ingin mengembangkan layanannya ke dalam transaksi non tunai (cashless).
Menurut Airlangga, layanan berbasis digital BPR E-Cash sejalan dengan teknologi yang makin dinamis dan memudahkan masyarakat bertransaksi.
“Saya berharap BPR E-Cash dapat meningkatkan layanan BPR dan BPRS. Semoga BPR dan BPRS dapat meningkatkan daya saing ke depan," kata Airlangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.