Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga Sebut Gandum dan Kedelai Jadi Tantangan RI Jaga Ketahanan Pangan

Kompas.com - 25/10/2022, 17:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, gandum dan kedelai merupakan dua komoditas yang menjadi tantangan bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan. Lantaran, kedua komoditas itu sebagian besar dipenuhi melalui impor.

Hal itu diungkapkannya dalam diskusi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Southeast Asia Program terkait prioritas ekonomi Indonesia yang berlangsung di Washington, Amerika Serikat (AS), Selasa (25/10/2022).

"Salah satu tantangan Indonesia adalah komoditas impor seperti gandum dan kedelai," ujarnya.

Baca juga: Badan Pangan Nasional Waspada, Stok Kedelai Terbatas

Airlangga mengatakan, kedelai menjadi komoditas yang penting bagi Indonesia karena merupakan bahan baku dari tempe dan tahu, sementara gandum merupakan bahan baku dari tepung. Maka diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri agar mengurangi ketergantung terhadap impor.

"Sebagian besar orang Indonesia makan tahu atau tempe dan sebagian besar kedelai ini dari negara lain. Jadi menurut saya tantangannya adalah bagaimana menanam kedelai di Indonesia," kata dia.

Menurutnya, saat ini pemerintah tengah berupaya meningkatkan minat petani dalam negeri untuk menanam kedelai, serta meningkatkan produksinya. Ia optimistis, peningkatan produksi bisa dilakukan seiring dengan berkembangnya teknologi rekayasa genetika.

Sedangkan untuk gandum, pemerintah sedang mendorong substitusinya, salah satunya dengan sorgum. Sorgum merupakan tanaman biji-bijian sereal yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan pangan pokok pengganti beras ataupun jagung, serta dapat diolah menjadi gula, kecap, bahkan tepung.

Baca juga: Harga Kedelai Tinggi, Ukuran Tahu Tempe Mengecil

"Kami mengidentifikasi juga untuk pengganti tepung terigu. Misalnya dengan sorgum. Kami ingin bekerja dengan agensi mana pun secara berkelanjutan," ucapnya.

Kendati demikian, dalam upaya meningkatkan produksi dalam negeri, perlu diiringi dengan peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini pula yang sedang diupayakan oleh pemerintah melalui program korporatisasi pertanian pada beberapa komoditas utama.

"Yang juga paling penting bagi Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia, serta melindungi masyarakat Indonesia dari kekurangan pangan, maka untuk korporatisasi di sektor-sektor tertentu adalah hal penting," pungkas Airlangga Hartarto.

Baca juga: Biar Tak Lagi Impor, Pemerintah Mau Beli Kedelai Lokal Rp 10.000/Kg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com