Kemudian, Kepala Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Triyono menyampaikan, penguatan sektor keuangan digital ini dapat dilihat dari segi sisi supply dan demand.
Di sisi supply, saat ini OJK berkolaborasi dengan seluruh elemen ekosistem keuangan digital tengah mempersiapkan infrastruktur seperti e-KYC, tanda tangan elektronik, dan digital ID serta perangkat keamanan siber.
Ini diyakini mampu meningkatkan tata kelola dan tingkat keamanan dalam bertransaksi melalui layanan dan produk keuangan digital.
"Di sisi demand, masyarakat juga harus disiapkan dengan literasi keuangan digital yang memadai sehingga paham akan risiko-risiko dalam bertransaksi melalui produk dan layanan keuangan digital," ujar dia.
Sedangkan, Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi berharap, IFS dan BFN dapat mengoptimalkan potensi industri fintech yang berasal dari kebutuhan riil masyarakat.
"Industri fintech lending terbukti dapat memberikan kemudahan layanan finansial di tengah masih banyaknya masyarakat Indonesia masih masuk ke dalam kategori unbanked," tandas dia.
Sebagai informasi, hingga September 2022 industri fintech lending berhasil mencatatkan agregat penyaluran pendanaan mencapai Rp 455 triliun yang
disalurkan oleh 960.396 pemberi pinjaman (lender) kepada 90,21 juta penerima pinjaman (borrower).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.