Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AFPI: Fintech Lending Tak Bisa Berdiri Sendiri, Harus Bersinergi dalam Ekosistem

Kompas.com - 14/11/2022, 12:37 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Adrian Gunadi menekankan pentingnya pemanfaatan data, teknologi, dan kolaborasi antarpihak dalam industri teknologi keuangan atau financial technology (fintech).

Hal tersebut penting dilakukan demi mengoptimalkan upaya menyediakan akses keuangan bagi para pelaku UMKM underbanked dan underserved.

“Karena memang itu yang kita lihat. Fintech lending tidak bisa sendiri. Kita harus bersinergi di dalam suatu collaborative ecosystem," kata dia dalam siaran pers, dikutip Senin (14/11/2022).

Adrian menjelaskan, itu menjadi salah satu kunci dan sejalan juga dengan tema moving forward together yang menjadi tema utama di 4th Indonesia Fintech Summit (IFS).

AFPI sendiri menjadi co-host dalam penyelenggaraan 4th IFS juga berpartisipasi dengan mengadakan 2 sesi breakout yang membahas sejumlah isu di bidang fintech secara umum dan fintech lending secara khusus.

Baca juga: AFPI: 60 Persen Pendanaan Fintech Disalurkan ke Sektor Produktif

Masyarakat belum tersentuh layanan perbankan masih banyak

Sementara itu, Executive Director Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Mercy Simorangkir menyampaikan, kondisi global sedang sangat menantang dan beberapa negara menghadapi stagflasi perkembangan ekonomi.

Namun begitu, kondisi keuangan Indonesia masih tumbuh cukup baik dan terjaga.

Mercy menuturkan, kondisi ini menjadi momentum baik bagi Indonesia untuk melanjutkan transformasi sektor keuangan ke arah yang lebih baik lagi.

Di Indonesia, ia bilang, jumlah masyarakat unbanked atau belum tersentuh layanan perbankan masih sangat banyak.

Baca juga: Kadin, Perbanas dan Aftech Kolaborasi Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan

Dengan begitu, fintech yang merupakan bagian dari ekosistem ekonomi digital memiliki potensi yang besar sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru dan dalam mendukung pemerataan ekonomi digital di Indonesia.

“Seiring dengan hal tersebut, di sisi masyarakat, pengetahuan dan pemahaman risiko dalam menggunakan fintech perlu ditingkatkan agar kepercayaan masyarakat terhadap fintech juga semakin meningkat," ujar dia.


Mercy berharap, semakin banyak masyarakat yang melek fintech.

"Sekaligus hasil diskusi yang dilakukan dapat menjadi bagian dari advokasi industri kepada pemerintah, terutama menuju ASEAN Chairmanship 2023,” tutur Mercy.

Menutup rangkaian 4th IFS, Mercy Simorangkir menyampaikan gelaran 4th IFS dan Bulan Fintech Nasional (BFN) menjadi bukti kekuatan ekosistem keuangan digital Indonesia dan dampaknya terhadap inklusi keuangan, pemulihan ekonomi nasional, sekaligus pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Baca juga: OJK Tetapkan Bunga Maksimum Pinjaman Konsumtif Fintech Lending 0,4 Persen Per Hari untuk Tenor Pendek

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com