Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Stasiun Kereta Cepat di China Mirip RI, Lokasinya Jauh di Pinggiran Kota?

Kompas.com - Diperbarui 05/12/2022, 04:38 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Kereta Cepat Jakarta Bandung terus menuai panen kritik. Salah satunya yakni terkait lokasi stasiunnya yang berada jauh di pinggiran kota meski harga tiketnya terbilang mahal.

Kereta cepat yang diberi nama Komodo Merah itu tak sampai ke Kota Bandung. Sebagai alternatif, penumpang tujuan Bandung dan Cimahi bisa turun di Padalarang dan melanjutkan perjalanan dengan KA feeder maupun KA lokal.

Untuk mengejar target penumpang kereta cepat, belakangan muncul wacana untuk menghapus KA reguler Argo Parahyangan yang dioperasikan PT KAI (Persero) relasi Stasiun Gambir - Stasiun Bandung.

Ide pembangunan stasiun kereta cepat di Padalarang sendiri baru muncul belakangan. Awalnya, stasiun akan dibangun di kawasan Walini milik PTPN.

Baca juga: Dilema Pakai Kereta Cepat, Mau ke Bandung, tapi Turun di Padalarang

Namun dengan berbagai pertimbangan, termasuk akses transportasi ke Bandung, Padalarang dipilih. Di Padalarang, juga sudah ada stasiun KA reguler yang melayani keberangkatan KA lokal Bandung Raya.

Setali tiga uang, akses ke Stasiun Halim di Jakarta juga belum sebaik stasiun kereta reguler seperti Gambir dan Pasar Senen yang bisa dicapai dengan Trans Jakarta, KRL, maupun moda transportasi umum lainnya. Akses ke kawasan Halim juga terkenal dengan kemacetan parah seperti di Cawang dan Pancoran.

Stasiun kereta cepat di China

Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, menilai jika kondisinya demikian, stasiun kereta cepat tak ubahnya seperti bandara yang lazimnya berada di pinggiran kota.

Di negara asalnya, dengan keunggulan letak stasiunnya di tengah kota, kereta cepat adalah pesaing utama pesawat udara yang memang diperuntukan untuk rute jarak jauh.

"Kereta Cepat Jakarta-Bandung proyek yang nanggung, karena apa? Stasiun terakhirnya ada di pinggiran keramaian, bukan di Kota Bandung," ujar Djoko, dikutip pada Minggu (4/12/2022).

Baca juga: Beratnya Bisnis Kereta Cepat, di China Pun Merugi

"Ibaratnya lucu, dia kereta cepat sekitar 30 menit dari Jakarta ke Bandung, tapi cuma sampai Tegalluar," kata Djoko lagi.

Trase KCJB yang tidak sampai ke Bandung dikarenakan terkendala biaya pembebasan lahan. Tanpa masalah itu saja, biaya pembangunan kereta cepat sudah membengkak sedari awal dan terpaksa ditambal APBN.

Kondisi ini tentu berbeda dengan ketika masyarakat menggunakan kereta reguler Argo Parahyangan. Meski waktu tempuhnya sekitar 3 jam, namun penumpang cukup duduk manis dan bisa turun di jantung Kota Bandung, harga tiketnya pun jauh lebih murah ketimbang kereta cepat.

Untuk diketahui, harga tiket KA Argo Parahyangan saat ini dibanderol di kisaran Rp 90.000 sampai Rp 200.000 tergantung kelasnya. Sementara tiket KCJB rute terjauhnya Rp 350.000.

Sebagai perbandingan, di negara asalnya yakni China, stasiun kereta cepat yang menghubungkan dua kota terbesar Beijing dan Shanghai, berada di pusat kota sebagaimana stasiun kereta api yang sudah lebih dulu eksis.

Baca juga: Ini Cara Agar Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tak Sepi Penumpang

Di Beijing, lokasi stasiun ada di Beijing South Railway Station yang berada di Distrik Fengtai. Sementara di Shanghai, stasiunnya adalah Shanghai Hongqiao Railway Station.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com