Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Ada KKN dalam Rekrutmen Tenaga Honorer | KKP Tegaskan Kepulauan Widi Tidak Dijual

Kompas.com - 07/12/2022, 05:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

 

4. Yakin RI Tak Resesi, Apindo: Pemerintah Tidur Saja Ekonomi Tumbuh 5 Persen

Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo meyakini ekonomi Indonesia mampu tumbuh di kisaran 5 persen pada 2023. Bahkan, diperkirakan mampu tumbuh hingga 5.65 persen jika dibarengi upaya keras dari pemerintah untuk mendorong perekonomian.

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani menjelaskan, dalam perhitungan pelaku usaha ekonomi tahun ini diproyeksi tumbuh di kisaran 5,3 persen-5,45 persen. Sementara pada 2023 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,15 persen-5,65 persen.

"Range seperti ini (pertumbuhan di 2023) karena kami memandang uncertainty (ketidakpastian) masih sangat tinggi," ujarnya dalam seminar Indef, Senin (5/12/2022).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5 persen merupakan keniscayaan. Oleh sebab itu, Apindo pun meyakini Indonesia tak masuk resesi di tahun depan, namun mampu tetap tumbuh setidaknya di 5 persen.

"Kami yakin di atas 5 itu pasti. Guyonan di Apindo itu, tidur saja 5 persen sudah di tangan. Tapi kalau pakai kerja keras harusnya lebih baik karena memang ada faktor global yang memang perlu kita antisipasi," jelas dia.

Selengkapnya klik di sini

5. Suku Bunga Acuan BI Terus Naik, Bagaimana Nasib Cicilan KPR?

Bank Indonesia (BI) telah empat kali menaikkan suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate/BI7DRR) dengan total kenaikan 175 basis poin menjadi 5,25 persen sepanjang 2022. Hal ini tentu akan mengerek suku bunga kredit perbankan seperti kredit pemilikan rumah (KPR).

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI tidak melulu akan diikuti kenaikan bunga kredit perbankan. Jika melihat historikalnya, saat taper tantrum pada 2013, kenaikan suku bunga acuan BI memang langsung diikuti kenaikan bunga kredit perbankan.

Namun pada 2018 dan 2019, justru kenaikan suku bunga acuan BI direspons perbankan dengan menurunkan suku bunga kreditnya. Dia bilang, ini terjadi karena likuiditas perbankan masih aman dan tingkat risiko yang diterima perbankan cukup baik.

"Kita tidak bisa menarik kesimpulan setiap kenaikan suku bunga BI akan menaikkan suku bunga perbankan. Jadi itu tergantung likuiditasnya dan risk appetite perbankan sejauh mana likuiditasnya aman dan risk appetite cukup baik, penyesuaiannya bisa cukup lama," ujarnya kepada wartawan di Gedung Thamrin BI, Jakarta, Senin (5/12/2022).

Selengkapnya klik di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com