JAKARTA, KOMPAS.com - Modus penipuan siber social engineering atau soceng semakin beragam dari waktu ke waktu. Bukannya berkurang atau menjadi jera, pelaku justru semakin kreatif dalam membuat skenario penipuan agar bisa terus menjerat korban.
Beberapa waktu lalu marak modus penipuan biaya transfer BRI dan BCA, kemudian berubah menjadi penawaran nasabah prioritas BCA.
Lalu terakhir berpura-pura menjadi kurir jasa pengiriman dan petugas PLN untuk bisa membobol dana nasabah bank.
Baca juga: Marak Penipuan Mengatasnamakan Kurir Ekspedisi, BRI Imbau Tidak Sembarang Mengunduh File
Corporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, semakin beragamnya modus penipuan soceng ini dikarenakan teknologi terus berkembang sehingga para penipu mengadopsi fitur teknologi terbaru untuk menjerat korban.
"Dengan perkembangan teknologi dan adopsi teknologi baru, fraudster terus mencoba dengan berbagai modus baru untuk melakukan kejahatan siber," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/12/2022).
Menurutnya, upaya memberantas kejahatan siber ini merupakan tanggung jawab semua pihak, bukan hanya perbankan atau masyarakat saja.
"Keamanan siber adalah tanggung jawab semua pihak. Seperti kita ketahui, 3 aspek penting dalam keamanan siber adalah people, process, dan technology," ucapnya.
Baca juga: Usai Modus Penipuan J&T, Kini Viral Modus Penipuan Mengatasnamakan PLN