Kantor cabang dan mesin-mesin ATM bank-bank komersial, baik swasta maupun BUMN, akan berkurang secara gradual, seiring dengan meningkatnya penggunaan transaksi non-tunai alias penurunan permintaan uang tunai. Kemudian, pengguna e-wallet dan aplikasi pembayaran digital akan meningkat, meskipun tak memiliki rekening di bank konvensional.
Kelima, risiko dari disrupsi di atas adalah pengurangan biaya pengelolaan uang tunai (cash management cost) seiring dengan pengurangan SDM dunia perbankan yang selama ini berada di sepanjang lini cash management tersebut.
Keenam, secara moneter, penerbitan rupiah digital dalam jumlah tertentu harus didahului oleh penarikan uang rupiah kartal dalam jumlah yang sama, untuk menghindari inflasi (monetary inflation).
Terakhir, meskipun banyak bank sentral di dunia sedang mengekplorasi peluang penerbitan mata uang digital, bagaimanapun, uang fisik dan transkasi dengan menggunakan uang kartal fisik masih akan bersama kita untuk waktu yang sangat lama, bahkan boleh jadi akan tetap ada, meskipun volumenya mengecil.
Pasalnya, mata uang digital membutuhkan intermediator seperti ponsel, tablet, atau computer yang sewaktu-waktu bisa saja kebahisan energi atau rusak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.