JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akhirnya merealisasikan rencana impor beras sebanyak 500.000 ton dengan dalih menambah stok cadangan beras pemerintah (CBP).
Menanggapi hal ini Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih sangat menyesalkan keputusan pemerintah untuk impor beras ini.
Dia menilai, Bulog sebagai badan yang berperan mengurusi cadangan pangan nasional lemah dalam perencanaan dan tidak menjalankan peran dan fungsinya.
Henry menjelaskan, alasan Bulog impor beras lantaran ketersediaan beras dalam negeri yang tidak ada. Padahal seharusnya Bulog membeli gabahnya di bulan-bulan panen besar atau panen raya (Maret-Juni). Namun hal ini tidak dilakukan Bulog sehingga membuat stok CBP menipis.
Baca juga: Kata Mentan Stok Beras Surplus, Tapi Kok Impor?
"Yang mereka bilang tidak ada ketersediaaan itu kan di bulan Oktober Desember ini yang sedang panen kecil. Jadi memang sedikit gabahnya dan harganya cenderung di atas harga yang sanggup dibeli Bulog. Di bulan-bulan sekarang ini seharusnya Bulog bukan membeli gabah tapi mengeluarkan cadangan gabah atau berasnya. Sesuai namanya, Badan Urusan Logistik, yang berkaitan dengan cadangan, beli gabah ya di saat panen melimpah, jangan saat panen kecil justru mau membeli gabah," ujarnya dalam siaran persnya, Senin (19/12/2022).
"Jadi Presiden harus berikan peringatan dan mungkin tindakan tegas terhadap pimpinan Bulog yang lalai untuk jalankan tugasnya mengisi gudang-gudang cadangan pangan," sambungnya.
Henry menjelaskan, ketika panen besar tahun ini, panen petani melimpah, hal ini sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Ini juga diperkuat dengan data di SPI yang menunjukkan ketika panen raya kemaren harga gabah jatuh. "Mirisnya Bulog kurang berperan beli gabah pada saat itu," keluhnya.
"Kalau Bulog tidak berubah, harga gabah akan jatuh lagi ketika panen besar tahun depan nanti. Tahun lalu saja kita tidak impor, harganya saja sudah jatuh dan tidak diserap Bulog. Harga gabah dan beras, pas panen raya kemarin hanya Rp 3.000-Rp 3.500, jauh di bawah HPP yang Rp 4.200,” sambungnya.
Untuk itu Henry meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menghadap Presiden, meminta agar dikeluarkan Perpres tentang cadangan pangan nasional, bukan hanya cadangan pangan pemerintah.
Baca juga: Dulu Malu, Kenapa Kini Jokowi Kembali Impor Beras?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.