"Terkait fenomena di atas, mengenai tingkat suku bunga menurut saya masih dalam batas wajar, apalagi pinjaman ini masuk jenis KTA (kredit tanpa agunan)," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (13/1/2023).
Meski demikian, dia mengakui proses approval paylater terbilang mudah karena dapat dilakukan secara daring dan waktu proses yang cepat. Namun perlu diingat juga, tidak semua pengajuan pinjaman akan disetujui.
Justru penyebab NPL di paylater menjadi tinggi karena adanya kasus penipuan yang membuat pengguna paylater tidak mau melunasi utangnya sehingga menjadi NPL.
Modus penipuan paylater yang dimaksud berupa memberikan kode OTP, PIN, mengklik laman yang tidak jelas sumbernya, dan phising sehingga akun pengguna dapat diambilalih dan digunakan penipu untuk belanja.
Kata dia, modus penipuan ini sudah banyak terjadi di layanan paylater maupun pinjol.
"Karena kekurangan pahaman konsumen dalam bertransaksi digital (lack of literate) dan kurang waspadanya terhadap oknum-oknum fraudster yang terus mengintai konsumen-konsumen dengan berbagai cara," jelasnya.
Lantaran akun paylater atau pinjol terdaftar atas nama pengguna sehingga penggunalah yang bertanggung jawab untuk membayar semua tagihan yang dilakukan penipu.
"Umumnya konsumen keberatan untuk membayar, walaupun konsumen mengaku salah sudah berikan OTP, PIN, dan lain-lain," kata Efrinal.
Jika menemui kasus penipuan ini pada pelanggan, pihaknya akan mempelajari dan menginvestigasi kasus tersebut untuk menemukan penyelesaian kasus.
"Kami akan pelajari dan investigasi dulu, walau pada akhirnya diberikan discount atau malah hapus buku sekalian. Kesimpulannya, kami yang dirugikan," tukasnya.
Baca juga: Tren Pertumbuhannya Terus Meningkat, Paylater Diyakini Mampu Jaga Daya Beli Masyarakat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.