Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bantah Food Estate di Kalteng Gagal, Petani di Pulang Pisau: Justru Sejahterakan Masyarakat

Kompas.com - 08/02/2023, 15:44 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sejumlah petani dari Kelompok Tani (Poktan) Ulin Berkarya di Desa Garung, Jabiren Raya membantah kabar bahwa program Food Estate di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) gagal.

Salah satu petani itu adalah Timang. Ia bahkan mengaku program Food Estate mampu mengubah kesejahteraan masyarakat sekitar.

"Saya berani mengatakan program ini tidak gagal walau masih ada kendala. Seharusnya bertanya kepada kami para petani dulu agar tahu yang sebenar-benarnya. Saya merasakan sendiri manfaat program Food Estate ini," katanya, Rabu (8/2/2023).

Menurutnya, program tersebut mampu memberikan perubahan dan menggerakkan roda perekonomian rakyat.

Timang menyebutkan, lahan karet di wilayahnya sempat terbengkalai akibat kebakaran hutan.

Baca juga: Periset BRIN: Memilih Kalteng untuk Food Estate adalah Pilihan Tepat

Kini, lahan yang dibuka Kementerian Pertanian (Kementan) tersebut dimanfaatkan untuk lahan sawah sehingga memberikan banyak perubahan bagi masyarakat setempat.

Salah satunya adalah para petani mempunyai lahan untuk digarap sehingga bisa menghasilkan.

"Sarana diberikan pemerintah secara cuma-cuma. Kami juga mendapat pendampingan. Memang belum 100 persen sukses karena kami masih terkendala pengelolaan air yang terus menggenangi sawah sehingga tidak maksimal panennya," ujarnya dalam siaran pers.

Terkait sorotan terhadap Kementan, Timang justru berterima kasih karena kementerian tersebut telah membantu para petani sejak awal pembukaan lahan. Berbagai infrastruktur juga sudah dibangun.

"Pendampingan mereka kami rasakan sangat intensif dari awal program. Saya sendiri saksinya dan merasakan dampaknya langsung," tegasnya.

Baca juga: Kondisi Food Estate di Kalteng, Periset BRIN: Mengubah Lahan Rawa Jadi Produktif Tidak Mudah

Dampak positif

Hal senada juga diungkapkan Kepala Desa Petak Batuah Setu Raharjo sekaligus petani setempat. Dia mengatakan, daerahnya dulu sangat kesulitan dalam mengelola lahan karena genangan air yang sulit diatasi.

Namun, kata dia, sejak adanya program Food Estate, infrastruktur pintu-pintu air dibangun sehingga masyarakat lebih muda melakukan kegiatan usaha tani.

"Memang belum maksimal dalam pengelolaan air. Setidaknya itu sudah sangat membantu meringankan permasalahan pertanian di tempat kami,” ungkapnya.

Setu berharap, program Food Estate tidak dihentikan, baik untuk pembangunan maupun bantuan pertaniannya.

“Semua memang butuh proses. Ini baru tiga tahun dampaknya sudah terasa. Saya yakin nanti 5-10 tahun ke depan dampak positifnya akan luar biasa," kata Setu.

Baca juga: Petani di Kalteng Berhasil Panen Perdana, Food Estate Disebut Mulai Hasilkan Manfaat

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com