Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil 4 Bank BUMN di Indonesia dan Nilai Asetnya

Kompas.com - 26/02/2023, 12:34 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Per akhir 2022, aset bank BNI tercatat sebesar Rp 1.029 triliun atau menduduki bank terbesar urutan keempat di Indonesia secara aset.

2. Bank BRI

Bank BRI saat ini adalah bank BUMN terbesar di Indonesia dari sisi nasabah sekaligus bank terbesar di Tanah Air kedua dari sisi aset. Aset BRI per akhir 2022 tercatat sebesar Rp 1.865 triliun.

BRI sudah berdiri sejak tahun 1895 di Purwokerto Jawa Tengah oleh pribumi Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden.

Setelah merdeka, pemerintah kemudian mengubah namanya menjadi BRI. Lalu pada 1960, pemerintah meleburkan BKTN dan NHH ke BRI. Saham pemerintah di BRI saat ini adalah 53,19 persen.

Kini, BRI mendapatkan saham Pegadaian dan Permodalan Nasional Madani dari pemerintah, guna membentuk holding bank BUMN ultra mikro. Di BEI, kode emiten dari BRI adalah BBRI.

3. Bank Mandiri

Bank Mandiri adalah bank terbesar di Indonesia dari sisi aset yakni sebesar Rp 1.992,6 triliun. Saham yang dikuasai pemerintah di bank berlogo pita kuning ini sebesar 52 persen.

Bank ini merupakan hasil merger dari 4 bank milik pemerintah pada tahun 1999 yang meliputi Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia, dan Bank Pembangunan Indonesia.

Pada awalnya, fokus bisnis Bank Mandiri adalah pada kredit korporasi serta ekspor impor. Namun kini, bank berkode emiten BMRI ini bisnisnya meluas hingga KPR, KUR, dan sebagainya.

4. Bank BTN

BTN adalah bank BUMN paling kecil dibanding 3 bank pelat merah lainnya, baik dari sisi aset, pasar, dan jumlah nasabahnya. Kode emiten BTN adalah BBTN dengan total aset Rp 381 triliun.

Pada awal berdiri, Bank BTN khusus ditujukan untuk pembiayaan perumahan rakyat, sesuai dengan namanya, Bank Tabungan Negara. Pemerintah menguasai 60 persen saham di Bank BTN.

Jika ditelusuri sejarahnya, Bank BTN bermula dari Postspaarbank (bank tabungan pos) di Batavia tahun 1897 atau saat era Hindia Belanda. Ketika tiba zaman Jepang pada 1942, bank diganti dengan Tyokin Kyoku atau Chokinkyoku.

Baca juga: Peran BUMN dalam Perekonomian Nasional

Bank BSI termasuk bank BUMN di Indonesia?

Selain keempat bank BUMN tersebut, ada pula Bank Syariah Indonesia (BSI). Namun kepemilikan pemerintah melalui BSI tidak secara lansung, melainkan melalui Bank Mandiri dan bank BUMN lainnya.

Artinya, BSI sejatinya bukanlah bank milik pemerintah, namun tergolong anak perusahaan BUMN, dalam hal ini Bank Mandiri sebagai pemegang saham mayoritas.

Sementara pemegang saham lainnya di BSI adalah Bank BNI sebesar 24,85 persen, BRI 17,25 persen, dan sisanya dimiliki publik melalui pasar modal dengan kode emiten BRIS.

Pada awalnya, Bank BSI adalah hasil merger dari 3 bank syariah milik Bank BUMN di Indonesia yang meliputi Bank BNI Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan BRI Syariah.

Bank ini diresmikan pada 1 Februari 2021. Sebagai gabungan bank syariah milik bank BUMN, menjadikan BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.

Bank BSI bukanlah bank BUMN di Indonesia. Jumlah bank BUMN adalah 4 meliputi BRI, Mandiri, BNI, dan BTN yang disebut Himbara.Muhammad Idris/Money.kompas.com Bank BSI bukanlah bank BUMN di Indonesia. Jumlah bank BUMN adalah 4 meliputi BRI, Mandiri, BNI, dan BTN yang disebut Himbara.

Itulah sederet bank BUMN, di mana bank BUMN di Indonesia saat ini berjumlah 4 perusahaan perbankan. Bank BUMN adalah salah satu penggerak ekonomi nasional yang sangat signifikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com