JAKARTA, KOMPAS.com - Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah menindaklanjuti permintaan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait pemeriksaaan terhadap 69 pegawai kementeriannya yang memiliki harta janggal.
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan, dari 69 pegawai tersebut, 55 di antaranya dinilai perlu melakukan klarifikasi. Akan tetapi, Itjen Kemenkeu memprioritaskan pemeriksaan terhadap 25 hingga 27 pegawai terlebih dahulu.
"Saat ini kita top priority-nya kurang lebih 25 sampai 27," ujar dia, di Jakarta, Senin (13/3/2023).
Baca juga: Irjen Kemenkeu Awan Nurmawan Nuh Diangkat jadi Komisaris BRI
Lebih lanjut Yustinus menjelaskan, adanya prioritas pemeriksaan dilakukan dengan melihat keterbatasan jumlah pemeriksa di lingkup Itjen Kemenkeu. Adapun 25-27 pegawai yang menjadi prioritas pemeriksaan itu ditetapkan dengan memperhitungkan skala risiko penyelewengan.
"Ini yang paling berisiko tinggi karena kita lihat profilnya paling menyimpang dan juga sudah ada indikasi-indikasi lain," katanya.
Rencananya, pemeriksaan awal terhadap 25-27 pegawai itu akan rampung dalam kurun waktu dua pekan. Dalam proses pemeriksaan tersebut, Kemenkeu berencana menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
"Kami beranggapan kalau ini kami selesaikan terlebih dahulu pola akomodirnya nanti bisa kami ketahui kira-kira modus dan risiko seperti apa sehingga mempermudah untuk pemanggilan yang berikut-berikutnya," tutur dia.
Baca juga: Lengkapi Berkas Pemeriksaan, Eks Kepala Bea dan Cukai Yogya Eko Darmanto Datangi Kemenkeu
Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, saat ini investigasi terkait 69 pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang memiliki harta janggal, terus berjalan. Targetnya, pemeriksaan akan rampung pekan depan.
"Jadi sampai minggu depan, kita akan selesaikan seluruh investigasi tambahan terhadap semua pegawai yang masuk dalam profil risiko tinggi dan menengah, itu 69," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Sabtu (11/3/2023).
Sri Mulyani menjelaskan, pada dasarnya jumlah pegawai Kemenkeu yang diperiksa lebih banyak, sebab Itjen Kemenkeu telah mengidentifikasi pegawai dengan profil berisiko tinggi dan pegawai yang berisiko tengah.
"Saya tegaskan itu informasi dari Kemenkeu, Irjen mengidentifikasikan. Sebetulnya 27 plus 2 untuk yang risiko tinggi, yaitu 29 orang. Plus 60 plus 8, 68 pegawai yang risikonya menengah. Jadi jumlahnya lebih banyak sebetulnya," papar Sri Mulyani.
Baca juga: Sri Mulyani Minta Pemeriksaan Pegawai Kemenkeu yang Hartanya Janggal Segera Rampung
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.