Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munir Sara
Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Menyelesaiakan Pendidikan S2 dengan konsentrasi kebijakan publik dan saat ini bekerja sebagai tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI

Kandidat Gubernur BI dan Harapan Suku Bunga Rendah dari Presiden

Kompas.com - 16/03/2023, 11:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kedua, sementara kebijakan moneter longgar melalui policy rate diharapkan memiliki efektivitas transmisi pada biaya kredit yang murah sehingga mendorong laju output. Dengan demikian, dapat digarisbawahi, suasana batin Presiden menginginkan BI dapat mengaktivasi peran tambahannya dalam ikut menjaga “pertumbuhan ekonomi” sebagaimana tereksplisit dalam UU PPSK (Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan).

Transmisi kebijakan moneter bank sentral, selain OPT (operasi pasar terbuka), diharapkan berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dan keuangan melalui berbagai saluran transmisi kebijakan moneter. Di antaranya saluran uang, kredit, suku bunga, nilai tukar, harga aset , dan ekspektasi.

Dari sektor keuangan, transmisi kebijakan moneter diharapkan berpengaruh terhadap suku bunga, nilai tukar, dan harga saham di samping volume dana masyarakat yang disimpan di bank, kredit yang disalurkan bank kepada dunia usaha, penanaman dana pada obligasi, saham maupun sekuritas lainnya.

Sedangkan di sektor riil, transmisi kebijakan moneter diharapkan memengaruhi perkembangan konsumsi, investasi, ekspor dan impor, hingga pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang merupakan sasaran akhir kebijakan moneter.

Lantas, apakah ekspektasi transmisi kebijakan plus harapan Presiden itu terjawab dengan kebijakan moneter sepanjang pandemi Covid-19? Sepanjang tahun 2020-2021, kebijakan moneter dalam menjangkar inflasi terbilang efektif, karena inflasi selalu di bawah sasaran (forward guidance) yang ditetapkan dalam APBN.

Sesuai data BPS, inflasi kumulatif tahun 2020 adalah 1,68 persen, tahun 2021 sebesar 1,87 persen atau inflasi masih di bawah sasaran 3 persen ± 1 persen. Sementara inflasi Indek Harga Konsumen (IHK) tahun 2022 adalah 5,51 persen.

Disinflasi yang ditoreh sepanjang dua tahun (2020-2021), di satu sisi menggambarkan efektivitas transmisi kebijakan moneter dalam menjangkar inflasi. Namun pada saat yang bersamaan, inflasi yang rendah juga merefleksikan daya beli masyarakat yang belum benar-benar pulih setelah melandainya kasus Covid-19.

Hal tersebut terlihat dari rata-rata pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih kontraksi dan melambat dari pra Covid-19. Bahkan hingga Januari 2023, konsumsi rumah tangga masih berada di bawah level pra Covid-19.

Sementara inflasi di tahun 2022 yang berada di atas sasaran BI menggambarkan aktivitas ekonomi yang mulai menggeliat (pasca Covid-19), sehingga mendorong pertumbuhan permintaan.

Namun pada saat yang sama, output yang belum pulih dan rantai suplai yang terganggu akibat faktor eksternal global membuat inflasi di tahun 2022 bergerak melampaui sasaran otoritas. Terutama andil inflasi dari komponen bergejolak seperti makanan dan energi.

Transmisi kebijakan bank sentral, memang agak terbatas, bila inflasi dipicu oleh komponen bergejolak seperti pangan dan energi. Karena itu membutuhkan kolaborasi dari sisi moneter dan fiskal.

Secara ekstrenal, dari data US Bureau of Labor Statistics terbaru (14/Maret/2023), inflasi bulanan AS terkerek 0,4 persen dan inflasi tahunannya 6 persen atau lebih rendah dari sebelumnya 6,4 persen.

Inflasi tahunan yang turun serta bangkrutnya bank-bank kakap AS pada awal Maret 2023 akibat tekanan likuiditas mahal, memungkinkan The Fed akan melonggarkan sabuk moneternya. Hal tersebut membuka ruang bagi pergerakan bunga ke depan yang cenderung melandai.

Tentu saja hal ini sejalan dengan ekspektasi Presiden Jokowi.

Efektivitas Kebijakan

Secara teori, tujuan akhir kebijakan moneter adalah menavigasi nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Agar tujuan tersebut tercapai, BI menetapkan suku bunga kebijakan BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebagai instrumen kebijakan utama untuk memengaruhi aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com