Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Jadi 5 Persen

Kompas.com - 26/03/2023, 19:20 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 akan mencapai 5 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan IMF Januari 2023 yang sebesar 4,8 persen.

Proyeksi tersebut dilontarkan IMF dengan memperkirakan kinerja pemerintahan Indonesia untuk menjaga neraca transaksi berjalan (current account balance), masuknya arus investasi asing langsung (foreign direct invesment/FDI) dan portofolio.

IMF menyampaikan, kebijakan makro harus difokuskan untuk menjaga stabilitas dan membangun ruang kebijakan demi menghadapi guncangan di masa mendatang.

Baca juga: BI Ungkap Tantangan yang Dihadapi Ekonomi Indonesia Tahun Ini

Asisten Direktur Departemen Western Hemisphere IMF Cheng Hoon Lim mengatakan, kebijakan ekonomi Indonesia berhasil menunjukkan pertumbuhan yang sehat, penurunan inflasi, dan sistem keuangan keuangan yang stabil dan menguntungkan.

"Pihak berwenang menggunakan ruang kebijakan moneter dan fiskal secara fleksibel untuk memperlancar penyesuaian ekonomi terhadap guncangan global yang signifikan, membuat perekonomian Indonesia berada di posisi yang baik untuk pertumbuhan yang kuat dan inklusif secara berkelanjutan," ujar dia dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (26/3/2023).

Ia menambahkan, ekonomi Indonesia diproyeksikan akan terus kuat. Hal tersebut didorong oleh masih tingginya harga sebagian komoditas ekspor Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh pemulihan permintaan dalam negeri dan keinerja ekpor yang solid.

Meskipun demikian, Cheng mengingatkan adanya kemungkinan perlambatan ekonomi mengingat adanya pengetatan perngaturan kebijakan dan normalisasi harga komoditas.

"Risiko secara umum seimbang. Pemulihan yang lebih cepat di China atau meredanya tekanan inflasi global dapat memperkuat permintaan ekspor Indonesia," imbuh dia.

Ia menyebut, pengetatan kondisi keuangan global secara tiba-tiba atau perlambatan global yang melemahkan neraca perdagangan dapat menekan rupiah.

Pun, intensifikasi ketegangan geopolitik juga dapat mengganggu rantai pasokan dan memperkuat tekanan inflasi.

Lebih jauh, Cheng menyampaikan, harga komoditas yang tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang kuat, serta Undang-Undang Harmonisasi Pajak yang baru, membantu meningkatkan penerimaan pajak.

Di sisi lain, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan September membantu membendung tagihan subsidi yang meningkat.

"Ke depan, kebijakan fiskal pada tahun 2023 harus tetap netral secara luas, memungkinkan Indonesia untuk terus memenuhi kebutuhan pembangunannya dengan tetap menjaga kredibilitas kebijakan," tandas dia.

Sebagai informasi, proyeksi pertumbuhan ekonomi dari IMF ini meningkat dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,8 persen dalam laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Januari 2023.

Baca juga: Luhut ke IMF: Kalian Jangan Macam-macam...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

May Day 2024, Pengemudi Ojek Online Tuntut Status Jadi Pekerja Tetap

Whats New
BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

BTN Imbau Masyarakat Tak Tergiur Penawaran Bunga Tinggi

Whats New
ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

ADRO Raih Laba Bersih Rp 6,09 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Elnusa Bukukan Laba Bersih Rp 183 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com