JAKARTA, KOMPAS.com - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk mencatat kinerja keuangan yang kurang positif pada 2022. Hal ini selaras dengan tertekannya industri petrokimia pada tahun lalu.
Berdasarkan dokumen keuangan perusahaan, emiten dengan kode saham TPIA itu membukukan rugi bersih sebesar 149,4 juta dollar AS pada 2022. Padahal, pada tahun sebelumnya perusahaan masih membukukan laba bersih sebesar 151,9 juta dollar AS.
Rugi bersih yang dicatatkan perusahaan itu selaras dengan koreksi pendapatan. Tercatat pendapatan perusahaan sebesar 2,38 miliar dollar AS, lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 2,58 miliar dollar AS.
Baca juga: Konten Kreator Merapat! Siap Tukar Tambah Samsung S23 di Blibli!
Di sisi lain, beban pokok perusahaan meningkat menjadi 2,39 miliar dollar AS dari tahun sebelumnya sebesar 2,23 miliar dollar AS. Hal itu kemudian membuat TPIA membukukan rugi kotor sebesar 10,95 juta dollar AS.
Direktur Sumber Daya Manusia & Urusan Korporat Chandra Asri Suryandi mengatakan, 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi industri petrokimia. Kondisi makro ekonomi global dan arus perdagangan dipengaruhi oleh gangguan supply and demand imbas dari lockdown di China, serta perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan menjadi tantangan bagi industri petrokimia.
"Selain itu, harga minyak yang tinggi, dan permintaan produk yang rendah, menyebabkan marjin industri petrokimia tergerus," kata dia dalam keterangannya, dikutip Sabtu (1/4/2023).
Baca juga: AXA Mandiri Buka Suara soal Hilangnya Uang Asuransi Dini Indriani
Lebih lanjut, Suryandi menyebut, terlepas dari kondisi pasar yang sangat menantang, perseroan berhasil mencapai titik impas secara tunai dengan Earnings Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (EBITDA) positif sebesar 5,3 juta dollar AS. Angka ini disebut jauh lebih kuat daripada peers di industri yang sama.
Untuk mengatasi volatilitas yang sedang berlangsung, perseroan akan mempertahankan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian, serta mempertahankan posisi neraca yang kuat, dengan liquidity pool sebesar 2,67 miliar dollar AS.
Liquidity pool tersebut terdiri dari 1,40 miliar dollar AS kas dan setara kas, 876,4 juta dollar AS surat berharga, dan sebesar 393,5 juta dollar AS fasilitas committed revolving credit yang masih tersedia untuk dapat digunakan.
Baca juga: Laba Bersih Barito Pacific Anjlok, Ini Penyebabnya
Suryandi bilang, Chandra Asri juga tetap fokus untuk melakukan pengembangan bisnis salah satunya dengan merampungkan proses akuisisi saham PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) sebesar 70 persen dan PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI) sebesar 49 persen, yakni dua anak usaha PT Krakatau Sarana Infrastruktur (PT KSI) milik PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dengan nilai total sebesar Rp 3,24 triliun.
"Ini untuk semakin meningkatkan fundamental model bisnis Chandra Asri dan membuka banyak sinergi yang menarik yang memungkinkan diversifikasi dan perluasan basis pendapatan perseroan," ucapnya.
Baca juga: Laba Bersih Hartadinata Abadi Melonjak 30,70 Persen Jadi Rp 253,52 Miliar
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.