JAKARTA, KOMPAS.com - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mencatatkan koreksi laba bersih yang signifikan sepanjang 2022. Hal ini selaras dengan pendapatan perusahaan yang menyusut diikuti kenaikan biaya beban perusahaan.
Melansir dokumen keuangan perusahaan, emiten milik taipan Prajogo Pangestu itu hanya mampu mencetak laba bersih sebesar 1,76 juta dollar AS sepanjang tahun lalu. Realisasi itu turun signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 109,12 juta dollar AS.
Anjloknya laba bersih perusahaan selaras dengan pendapatan perusahaan yang terkoreksi. Tercatat sepanjang 2022, realisasi pendapatan BRPT sebesar 2,96 miliar dollar AS, merosot dari tahun sebelumnya sebesar 3,16 miliar dollar AS.
Baca juga: Benang Merah Data Mahfud MD dan Sri Mulyani soal Transaksi Janggal
Di sisi lain, beban pokok pendapatan dan beban langsung perusahaan meningkat menjadi 2,52 miliar dollar AS. Dengan demikian, laba kotor perusahaan tercatat mencapai 445,67 juta dollar AS.
Kemudian, pos beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban keuntungan seluruhnya meningkat. Hal ini kemudian menggerus laba sebelum pajak perusahaan menjadi 155,42 juta dollar AS.
Adapun laba tahun berjalan perusahaan mencapai 32,21 juta dollar AS. Laba tersebut terbagi menjadi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 1,76 juta dollar AS dan kepentingan nonpengendali sebesar 30,45 juta dollar AS.
Baca juga: Tumbuh 95,3 Persen, WIR Group Catat Laba Bersih Rp 48,1 Miliar di 2022
Merosotnya kinerja keuangan perusahaan utamanya disebabkan oleh lini usaha petrokimia. Segmen usaha ini dinilai mengalami tahun yang berat pada tahun lalu, akibat dari gangguan suplai dan permintaan global.
Meskipun demikian, Presiden Direktur Barito Pacific Agus Pangestu mengatakan, tahun 2022 merupakan bukti keputusan tepat perusahaan untuk melakukan diversifikasi ke segmen pilar energi. Segmen ini disebut memberikan kontribusi yang lebih stabil dan menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik secara grup.
Industri petrokimia memang diakui mengalami tingkat ketidakstabilan yang tinggi dalam skala global. Tetapi segmen energi perusahaan yang stabil terus menjadi penopang untuk kinerja grup secara konsolidasi.
Baca juga: Menkop Peringatkan E-commerce Jangan Promosikan Pakaian Bekas Impor
"Keputusan strategis ini diharapkan dapat memantapkan posisi kami sebagai perusahaan energi yang paling beragam dan terintegrasi, serta satu posisi terbaik untuk membantu program transisi energi," kata dia, dalam keterangannya, Jumat (31/3/2023).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.