Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kisah Sukses Petani Milenial di Pacitan, Ekspor Gula Aren ke Kanada dengan Omzet Belasan Juta Rupiah

Kompas.com - 03/04/2023, 10:37 WIB
Inang Sh ,
A P Sari

Tim Redaksi

Untuk itu, Mega mulai mengembangkan komoditas aren untuk pasar ekspor sejak pertengahan pandemi Covid-19 pada Mei 2020. Dia berhasil mengekspor produknya ke beberapa negara, salah satunya Kanada.

“Pada Februari 2023, kami sudah ekspor gula aren cair (liquid arenga palm sugar) sebanyak 1,3 ton ke Kanada,” ungkapnya.

Dia juga menyebutkan, dari sisi ekonomi produk olahan aren bagus karena bisa menjadi pendapatan harian bagi para petani. Terlebih, saat ini pihaknya bisa melakukan dua kali penderesan per hari.

Mega menambahkan, pihaknya juga gencar melakukan promosi untuk mengenalkan produk olahannya, seperti melalui media sosial dan reseller.

Baca juga: Ini Strategi Kementan Maksimalkan Petani Milenial

“Kami juga mempromosikan produk kami di beberapa e-commerce, seperti Shopee, Tokopedia, dan alibaba.com, serta laman gulaarentemon.com,” jelasnya.

Pesan untuk milenial

Mega pun mengajak generasi muda terlibat langsung dalam pengembangan aren. Dia menilai, para milenial bisa memilih jalur yang bisa dikerjakan sesuai minat dan bakat, baik dari hulu ke hilir.

Dia juga berpesan, milenial saat ini cenderung lebih fokus di lini pemasarannya. Oleh karenanya, aktivitas on farm juga harus tetap dikerjakan dengan serius.

“Untuk menarik minat milenial, saya lakukan dengan membentuk kelompok, diversifikasi produk dan sebagainya, jadi anak-anak dari petani penderes mulai mau belajar mengikuti jejak orangtua meskipun tidak semua. Semoga ke depannya semakin banyak,” ujarnya.

Baca juga: Cerita Petani Milenial Budidaya Udang Vaname di Karawang, Panen hingga 1.337 Kilogram

Mega berharap, pemerintah ke depan berperan aktif memberikan solusi terhadap berbagai tantangan di lapangan, seperti kelangkaan aren dan pemberian sertifikat produk organik.

Dia juga berharap pemerintah meningkatkan sarana dan prasarana (sarpras) produksi kelanjutan produk turunan dan pengadaan bibit aren yang bisa tumbuh cepat, seperti genjah karena masa panen aren lokal memerlukan puluhan tahun.

“Tentunya kami perlu informasi tentang pameran produk perkebunan di dalam negeri maupun luar negeri sehingga bisa membuka pasar bagi kami ke depannya. Mungkin ada juga program bela-beli produk turunan perkebunan sehingga terjadi perputaran ekonomi yang signifikan,” harap Mega.

Peningkatan komoditas perkebunan

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alamsyah mengatakan, pihaknya terus berupaya mendorong dan meningkatkan nilai daya saing komoditas perkebunan agar semakin merambah ekspor pasar dunia.

Baca juga: Mentan SYL Minta Petani Milenial Serius Garap Porang untuk Dijadikan Komoditas Andalan Nasional

Dia menyebutkan, komoditas perkebunan banyak dilirik dan diminati. Generasi muda pun harus semakin kreatif berkreasi dan berinovasi melahirkan produk-produk olahan komoditas perkebunan yang memiliki banyak turunan, baik dari energi, kesehatan, hingga pangan.

“Dengan tentunya memenuhi standar ramah lingkungan yang berkualitas, aman dan sehat untuk dikonsumsi, serta dikembangkan secara berkelanjutan dan demi memenuhi permintaan pasar global terhadap produk perkebunan sehingga nanti berdampak positif terhadap pendapatan petani,” katanya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com