Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Terbesar Asuransi Syariah sebagai Penggerak Industri Keuangan Syariah RI

Kompas.com - 05/04/2023, 22:42 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia seharusnya menjadi pemimpin di industri keuangan syariah dan sektor halal. Per 2021, jumlah penduduk beragama Islam di RI mencapai 87,2 persen dadi total populasi,

Namun, pertumbuhan perbankan syariah saja tak cukup menyokong pertumbuhan keuangan syariah di RI. Oleh sebab itu, peran asuransi syariah pun menjadi penting.

"Industri keuangan syariah Indonesia dalam tahun terakhir tumbuh 18 persen. Sementara pada 2022 saat masih recovery dari Covid-19, industri syariah masih tumbuh 3 persen," kata Bambang Brodjonegoro, Presiden Komisaris Prudential Syariah di acara Milad Pertama Prudential Syariah di Jakarta, Rabu (5/4/2023).

"Artinya, prospeknya luar biasa. Oleh karena itu jika Indonesia ingin jadi market leader industri keuangan syariah dan halal, maka asuransi syariah bisa jadi penggerak," lanjut Bambang.

Baca juga: 4 Tantangan Perkembangan Asuransi Syariah di Indonesia

Tantangan Asuransi Syariah di RI

Menurut Bambang, ada dua tantangan perkembangan asuransi syariah di RI. Yakni, masih rendahnya public awareness, baik mengenai apa itu asuransi, serta prinsip syariahnya.

Tak hanya di asuransi syariah yang public awareness-nya rendah, bahkan di tingkat asuransi umum pun penetrasinya masih rendah.

Tantangan lain, yakni pendapatan per kapita masyarakat juga masih rendah, saat ini di angka 4.000 dollar AS. Sehingga asuransi merupakan produk tersier bagi masyarakat RI, atau bukan jadi kebutuhan utama.

Oleh sebab itu, pekerjaan rumah terbesar adalah bagaimana asuransi bisa jadi kebutuhan utama masyarakat.

"Public awareness tentang risiko penting karena asuransi itu cara keluarga hadapi risiko di masa depan baik kesehatan maupun jiwa," kata Bambang.

Baca juga: Mengenal Asuransi Syariah

Ia menambahkan, mempelajari konsep syariah dalam asuransi juga penting karena konsep asuransi syariah adalah tolong menolong. Nilai tersebut jadi nilai lebih dan pisitif yang bisa dinikmati masyarakat.

"Tapi memang Prudential Syariah sendiri sebagai perusahaan joint venture yang spin off tidak bisa sendiri mendorong pertumbuhan industri asuransi syariah, butuh kerja sama dengan anggota asosiasi asuransi syariah lain serta OJK," lanjut Bambang.

Ia melanjutkan, jika tingkat penetrasi makin tinggi di asuransi syariah maka masyarakat akan semakin membaik dari sisi proteksi keuangan. "Ini pentingnya kerja keroyokan untuk public education dan public awareness asuransi syariah," pungkas Bambang.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com