Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Naik Usai Rilis Data Inflasi AS

Kompas.com - 13/04/2023, 08:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia melonjak pada akhir perdagangan Rabu (12/4/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB, melanjutkan penguatan dari perdagangan kemarin yang kemli ke level 2.000 dollar AS per ons.

Kenaikan harga emas didorong tanda-tanda pendinginan inflasi Amerika Serikat (AS), sehingga mendukung proyeksi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) dapat menghentikan kebijakan pengetatannya setelah kemungkinan menaikkan suku bunga pada Mei 2023.

Mengutip CNBC, harga emas dunia di pasar spot naik 0,6 persen menjadi di level 2.014,39 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 1,3 persen ke level 2.024,90 dollar AS per ons.

Baca juga: IHSG Diproyeksikan Melemah Hari Ini, Simak Rekomendasi Sahamnya

Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,1 persen pada Maret 2023, di bawah perkiraan pasar. Sementara tingkat inflasi tahunan melambat menjadi 5 persen dari 6 persen, level terendah sejak Mei 2021.

Tidak termasuk makanan dan energi, IHK inti AS tercatat meningkat 0,4 persen dan 5,6 persen, yang keduanya sesuai dengan perkiraan.

Analis Pasar Senior di Oanda, Edward Moya mengatakan, data inflasi tersebut memperkuat kondisi bahwa The Fed mungkin tidak menaikkan suku bunga secara berlebihan lagi.

Saat ini pasar memperkirakan peluang sebesar 69 persen bahwa The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin (bps) pada Mei mendatang, dan selanjutnya akan menahan suku bunga acuan.

Baca juga: Merespon Data Inflasi dan Risalah The Fed, Wall Street Berakhir Merah

"Meski begitu masih ada sejumlah besar risiko lainnya di atas meja, jadi emas masih akan melihat beberapa aliran kuat menuju ke arahnya," kata Edward.

Untuk diketahui, kebijakan suku bunga The Fed sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Kenaikan suku bunga dapat meningkatkan risiko pelemahan ekonomi, sehingga emas yang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, akan diminati investor.

Namun di sisi lain, emas juga sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga, lantaran meningkatkan kerugian bagi pemegang emas batangan karena memang tidak memberikan imbal hasil.

Baca juga: The Fed: Krisis Sektor Perbankan Berpotensi Picu Resesi di Pengujung Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com