Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Global Meredup, Indonesia Perkuat "Kuda-kuda"

Kompas.com - 14/04/2023, 16:00 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mengkoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 menjadi 2,8 persen, turun 0,1 persen dari proyeksi sebelumnya.

Koreksi itu menandakan meredupnya momentum penguatan pemulihan yang sempat terjadi di awal tahun. Hal ini utamanya disebabkan oleh dua hal utama, yakni inflasi yang masih tinggi dan gejolak sektor keuangan di Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Di tengah potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi global, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pemerintah terus berupaya menjaga momentum pemulihan dan stabilitas perekonomian nasional.

Baca juga: Mahfud MD Tegaskan Tidak Ada Perbedaan Data Transaksi Janggal Rp 349 Triliun dengan Kemenkeu

"Dengan kontribusi permintaan domestik yang besar, berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi agar tetap berada pada level moderat menjadi sangat krusial untuk terus menjaga momentum pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat," kata dia dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/4/2023).

Lebih lanjut ia bilang, dalam menghadapi berbagai ketidakpastian, pemerintah berkomitmen untuk melanjutkan berbagai kebijakan yang pruden namun tetap suportif dalam penguatan "kuda-kuda" atau pondasi ekonomi.

Hal ini terefleksikan dari defisit fiskal Indonesia telah kembali ke level di bawah 3 persen terhadap PDB pada 2023.

"Satu tahun lebih cepat dibanding rencana awal, yang menunjukkan sikap kehati-hatian dan kredibilitas di tengah peningkatan risiko global," katanya.

Baca juga: Ekonomi Global Diprediksi Melambat pada 2023, Bagaimana dengan Indonesia?


Titik terang

Meski demikian, Febrio menambahkan, APBN masih tetap memberi perhatian utama pada area-area vital seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan perlindungan sosial, akselerasi infrastruktur, peningkatan efektivitas desentralisasi fiskal, serta reformasi birokrasi.

"Ke depan, Pemerintah Indonesia akan terus menjalankan kebijakan yang antisipatif dalam menghadapi turbulensi perekonomian global dengan tetap mengawal rencana pembangunan jangka menengah-panjang antara lain melalui reformasi struktural,” tutur Febrio.

Sebagai informasi, meskipun proyeksi pertumbuhan ekonomi global menurun, IMF justru menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. IMF memproyeksi perekonomian Indonesia tumbuh 5 persen, angka ini lebih tinggi 0,2 persen dari proyeksi sebelumnya.

“Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh IMF ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu bright spot di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian,” ucap Febrio.

Baca juga: IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju Lebih Lambat dari Negara Berkembang di 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com