Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju Lebih Lambat dari Negara Berkembang di 2023

Kompas.com - 12/04/2023, 18:50 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) kembali merilis proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia melalui laporan World Economic Outlook (WEO) edisi April 2023.

Dalam laporan tersebut, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2023, dari 2,9 persen dalam laporan WEO sebelumnya, menjadi 2,8 persen.

"Perekonomian global sekali lagi berada dalam momen tidak pasti, disebabkan oleh efek kumulatif dari berbagai guncangan selama 3 tahun terakhir," tulis WEO edisi April 2023, dikutip Rabu (12/4/2023).

Berbagai guncangan IMF yang dimaksud antara lain ialah momentum pemulihan ekonomi pasca Covid-19, konflik Rusia dengan Ukraina, yang kemudian memicu sentimen-sentimen lain.

Baca juga: IMF Proyeksi Kinerja Ekonomi Inggris Jadi yang Terburuk Tahun Ini

Selain itu, IMF juga menyoroti adanya gejolak dalam industri keuangan global, dipicu oleh kebangkrutan sejumlah bank Amerika Serikat (AS), yakni Silicon Valley Bank, Silvergate Bank, dan Signature Bank, serta permasalahan yang dialami Credit Suisse.

"Sebelum terjadinya guncangan sektor keuangan baru-baru ini, aktivitas ekonomi dunia telah menunjukan tanda-tanda yang menunjukan stabilitas pada awal 2023, setelah menghadapi berbagai guncangan pada tahun lalu," tulis IMF.

Pertumbuhan ekonomi negara maju lebih lambat dari negara berkembang

Jika dilihat berdasarkan perekonomiannya, laporan WEO menyebutkan, pertumbuhan ekonomi negara maju akan mencapai 1,3 persen sepanjang tahun ini. Angka proyeksi itu lebih tinggi 0,1 persen dibanding laporan WEO awal tahun 2023.

IMF menyatakan, hampir 90 persen negara maju akan mencatatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi hingga pengujung 2023. Hal ini tidak terlepas dari langkah pengetatan kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral.

"Dengan perlambatan yang tajam, negara maju diproyeksi mencatat tingkat pengangguran yang lebih tinggi, dengan kenaikan sebesar 0,5 persen secara rata-rata dari 2022 menuju 2024," tulis laporan WEO.

Sementara itu, negara berkembang diproyeksi IMF akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dibanding dengan negara maju, namun proyeksi ini ini bervariasi berdasarkan kawasannya.

Secara rata-rata, pertumbuhan ekonomi negara berkembang diprediksi mencapai 3,9 persen pada tahun ini. Angka prediksi ini lebih rendah 0,1 persen dibanding laporan WEO sebelumnya.

"Untuk negara berkembang berpendapatan rendah, produk domestik bruto (PDB) diproyeksi tumbuh sebesar 5,1 persen secara rata-rata pada 2023-2024," tulis laporan WEO.

Salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi negara berkembang yang lebih tinggi dari negara maju ialah dampak dari pengetatan kebijakan moneter yang lebih dirasakan oleh negara maju ketimbang negara berkembang.

Baca juga: IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Jadi 5 Persen

Berikut daftar proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di 2023 berdasarkan laporan WEO edisi April 2023:

  1. India: 5,9 persen
  2. China: 5,2 persen
  3. Indonesia: 5 persen
  4. Nigeria: 3,2 persen
  5. Saudi: 3,1 persen
  6. Turki: 3 persen
  7. Meksiko: 1,8 persen
  8. Amerika Serikat: 1,6 persen
  9. Spanyol: 1,5 persen
  10. Kanada: 1,5 persen
  11. Jepang: 1,3 persen
  12. Brazil: 0,9 persen
  13. Rusia: 0,7 persen
  14. Prancis: 0,7 persen
  15. Italy: 0,7 persen
  16. Afrika Selatan: 0,1 persen
  17. Jerman: -0,1 persen
  18. Inggris: -0,3 persen.

Baca juga: Luhut ke IMF: Kalian Jangan Macam-macam...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com