Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merespons Kenaikan Suku Bunga The Fed, Wall Street Berakhir Merah

Kompas.com - 04/05/2023, 07:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham AS atau Wall Street berakhir di zona merah pada perdagangan Rabu (3/5/2023) waktu setempat. Pergerakan Wall Street dibayangi oleh kebijakan The Fed yang memutuskan untuk menaikkan suku bunga 0,25 persen, ke kisaran 5 persen-5,25 persen atau tertinggi dalam 16 tahun terakhir.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup pada zona merah dengan penurunan 270,29 poin, atau 0,8 persen menjadi 33.414,24. S&P 500 terkoreksi 0,7 persen pada level 4.090,75, sementara indeks acuan saham teknologi Nasdaq melemah 0,46 persen pada posisi 12.025,33.

Sentimen bullish sebelumnya agak berkurang setelah Ketua Fed Jerome Powell mengesampingkan pemotongan suku bunga, karena dia tidak mengharapkan inflasi turun cukup cepat.

Baca juga: The Fed Kembali Naikkan Suku Bunga 25 bps, Tertinggi dalam 16 Tahun

"Dalam menentukan sejauh mana pengetatan kebijakan tambahan mungkin tepat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2 persen dari waktu ke waktu,” kata Powell.

“Komite akan mempertimbangkan pengetatan kumulatif kebijakan moneter, kelambatan kebijakan moneter mempengaruhi kegiatan ekonomi dan inflasi, dan ekonomi dan perkembangan keuangan," lanjut dia.

Pasar memperhatikan dengan cermat apa yang tidak dikatakan The Fed kali ini dalam pernyataan pasca pertemuan FOMC. Bank sentral tampaknya melunakkan bahasanya tentang kenaikan suku bunga di masa depan dengan menghilangkan pernyataan, mengenai kebijakan tambahan.

Baca juga: Pemerintah Tetapkan Tarif Tiket Masuk Kawasan Candi Borobudur, Ini Rinciannya

“Menghilangkan kalimat tersebut merupakan perubahan yang sangat berarti, dan bahwa keputusan bank sentral bulan Juni akan didorong oleh data yang masuk,” kata Powell.

Ed Moya, analis pasar senior di Oanda, mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed pada Rabu, yang menandai kenaikan ke-10 berturut-turut bank sentral, mungkin adalah yang terakhir dalam siklus ini.

"Kenaikan suku bunga kali ini, kemungkinan akan menjadi yang terakhir dalam siklus ini. The Fed khawatir kondisi kredit yang lebih ketat akan membebani aktivitas ekonomi dan perekrutan, sambil membantu mempertahankan tren disinflasi," kata Moya.

"Pengetatan kredit akan melumpuhkan ekonomi dan tampaknya selama kita tidak mendapatkan data sempurna dari tenaga kerja dan inflasi yang lebih panas dari perkiraan, Fed akan mempertahankan suku bunga setidaknya sampai akhir di tahun ini,” lanjut dia.

SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) turun lebih dari 1 persen. Sementara ETF perbankan regional turun lebih dari 6 persen selama sesi perdagangan hari Selasa. Saham PacWest turun hampir 2 persen setelah kehilangan sekitar 28 persen pada hari sebelumnya. Saham Western Alliance juga ambles 4,4 persen.

Baca juga: Mulai 1 Mei 2023, Jual Emas Wajib Jadi Pengusaha Kena Pajak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com