Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Impor KRL, Erick Thohir Tegur INKA dan KAI

Kompas.com - 03/05/2023, 22:44 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku menegur direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan PT Inka (Persero) terkait polemik impor KRL.

Erick Thohir mengatakan, kedua perusahaan pelat merah tersebut tidak mendiskusikan perihal kebutuhan pengadaan gerbong KRL dengan dirinya. Padahal ada masalah terkait pengadaannya.

"Ini yang saya tegur juga direksi BUMN kalau ada apa-apa duduk sama saya dulu, jangan langsung melibatkan semua menteri lain, saya enggak dikasih tahu," ujar Erick dalam acara ramah tamah dengan media di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (3/5/2023).

Baca juga: Erick Thohir Ungkap Alasan Angkat Buwas Jadi Dirut Bulog Lagi

Dia menuturkan, salah satu permasalahannya yakni produksi gerbong KRL oleh PT INKA terhambat karena kondisi keuangannya yang memburuk. Padahal permintaan gerbong kereta saat ini sedang tinggi, baik dari dalam maupun luar negeri.

Sebagai informasi, PT Inka bekerja sama dengan perusahaan asal Swiss, Stadler Rail dalam memenuhi permintaan gerbong kereta, khususnya untuk pasar ekspor.

"Yang kurang bagus, EBITDA (PT Inka) masih negatif, itu saya tegur mereka, mencari proyek is one thing tapi mengambil kerjaan cashflow tapi enggak ketemu, maka tetap enggak ketemu," kata dia.

Oleh sebab itu, ia telah meminta PT Inka untuk terlebih dahulu melakukan perbaikan kinerja keuangan, yang salah satunya direncanakan melalui suntikan penambahan modal negara (PMN) pada tahun depan.

Di sisi lain, Erick menegur KAI terkait belum adanya proyeksi pertumbuhan pengguna KRL selama 5 tahun ke depan pasca pandemi Covid-19. Ia ingin proyeksi tersebut dikaitkan dengan kemampuan PT INKA menyediakan gerbong KRL.

Baca juga: Menperin Belum Dapat Info Rencana Impor Darurat KRL

"Jadi saya tegur, mana proyeksi 5 tahun ke depan untuk pertumbuhan penggunaan kereta api?," ungkapnya.

"Saya minya bikin proyeksi seperti apa pertumbuhannya, lalu dikaitkan dengan kondisi Inka. 'Oh Inka hanya bisa 50 gerbong karena EBITDA masih begini, tapi butuhnya 100 gerbong, berarti yang 50 mesti ada solusinya'," papar dia.

Erick menekankan, persoalan kebutuhan pengadaan gerbong KRL ini jangan sampai pada akhirnya mengorbankan masyarakat sebagai pengguna transportasi publik. Oleh sebab itu, saat ini pihaknya tengah berupaya mencari solusi yang tepat untuk memenuhi pengadaan gerbong KRL.

"Karena itu, saya kemarin rapat dengan Menko Luhut, Menhub, dan Menperin, saya mengusulkan antara KAI dan Inka menyelesaikan dulu supply chain, baru kita bicara kebutuhan, jangan masing-masing punya buku. Toh Dirut Inka sudah ada orang baru dari KAI, enggak perlu ribut lagi," papar dia.

Baca juga: Erick Thohir Minta KAI Buat Proyeksi Pertumbuhan Penumpang Pasca-pandemi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com