Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Kewirausahaan Sosial dalam Waralaba Pendidikan

Kompas.com - 04/05/2023, 11:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat*

PADA satu kesempatan sempat termuat iklan penawaran waralaba di sebuah media dengan kalimat provokatif, kira-kira begini: Bisnis yang tidak mengenal krisis? Pendidikan!

Benarkah demikian? Sejumlah pengelola lembaga pendidikan atau sekolah masih malu-malu mengakui bahwa usaha mereka murni bisnis.

Bahkan tak sedikit yang membantah dan menyatakan bahwa lembaga yang mereka kelola adalah usaha sosial yang tak berorientasi pada keuntungan.

Pesatnya perkembangan waralaba di Indonesia memungkinkan segala bidang usaha diwaralabakan tak terkecuali pendidikan.

Beberapa yang ditawarkan adalah bimbingan belajar, sekolah bahasa, sekolah musik, sekolah menggambar, taman kanak-kanak dan sebagainya.

Sekarang siapapun pebisnis yang memiliki minat dalam bidang pendidikan dapat memiliki sekolah dengan persyaratan relatif mudah. Mereka tak perlu berlatar belakang ilmu pendidikan atau pengalaman khusus, yang penting minat dan kemauan.

Ketika pendidikan telah menjadi produk yang diperjualbelikan, pengelolaan sekolah tidak dapat menerapkan gaya konvensional.

Sekolah yang dikelola tanpa kreativitas dan inovasi akan mengakibatkan sekolah kekurangan siswa karena dijauhi peminatnya, sumber daya manusia yang lemah karena tidak ada pengembangan dan penerapan metode pembelajaran ketinggalan zaman.

Mau tak mau wirausaha yang bergelut dalam bisnis pendidikan harus mengelola sekolah dengan semangat yang berbasis pada kewirausahaan sosial (social entrepreneurship).

Model kewirausahaan sosial

Sesungguhnya tak ada satu pun definisi yang tegas mengenai kewirausahaan sosial. Dalam tatanan global, kewirausahaan sosial telah menjadi gerakan yang bertujuan memengaruhi perubahan sosial yang positif.

Kewirusahaan sosial menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan untuk menciptakan nilai sosial yang berkelanjutan secara ekonomis.

Metode dan eksekusi bersifat entrepreneurial di mana misi dan tujuan digerakkan oleh kebutuhan dan manfaat sosial (Timmons, 2009).

Secara sederhana kewirausahaan sosial merupakan proses yang meliputi identifikasi masalah sosial dan penciptaan solusi spesifik atas masalah sosial tersebut (Jeffrey Robinson, 2006).

Entitas bisnis didirikan untuk menawarkan solusi kreatif atas masalah sosial yang timbul di dalam masyarakat. Entitas bisnis tersebut dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu yang didirikan berdasarkan misi sosial, usaha dengan konsekuensi sosial dan usaha nonprofit (H. Neck dkk, 2009).

Usaha dengan misi sosial digerakkan oleh kondisi masyarakat yang membutuhkan solusi atas masalah yang timbul.

Wirausaha yang jeli menawarkan suatu produk sebagai jawaban atas kebutuhan serta keinginan masyarakat dan wirausaha memperoleh profit atas produk yang dijual.

Sementara usaha dengan konsekuensi sosial berawal dari misi untuk memperoleh profit tetapi di dalam praktiknya justru lebih berdampak terhadap kondisi sosial masyarakat. Profit tidak lagi menjadi tujuan utama.

Usaha nonprofit di dalam kewirausahaan sosial merupakan entitas yang murni sosial. Digerakkan oleh misi sosial dan tidak berorientasi pada keuntungan.

Penerapan dalam waralaba pendidikan

Jika mengacu pada ketiga bentuk usaha di dalam kewirausahaan sosial, tidak terdapat model yang pas untuk diterapkan pada wirausaha yang bergerak dalam bisnis waralaba pendidikan.
Wirausaha tidak mungkin menggantungkan usahanya pada misi sosial semata.

Model hibrida yang mencoba menyeimbangkan antara misi sosial dan ekonomi dalam pencapaian profit merupakan alternatif terbaik penerapan kewirausahaan sosial.

Ada tiga hal penting yang dapat diterapkan wirausaha yang berkecimpung dalam bidang pendidikan jika hendak menerapkan kewirausahaan sosial.

Pertama, penetapan harga atau biaya pendidikan untuk calon siswa tidak hanya berfokus pada orientasi ekonomi semata. Kondisi tersebut membuat wirausaha hanya fokus pada perhitungan pengembalian investasi.

Ada hal lain yang patut dipertimbangkan bahwa pendidikan merupakan hak setiap orang dan tidak hanya bagi mereka yang secara ekonomi mampu. Waralaba sekolah semestinya tidak membentuk institusi pendidikan menjadi komunitas yang eksklusif.

Kedua, meski menerapkan kewirausahaan sosial, pengembangan waralaba sekolah tidak mengabaikan profit yang mungkin dicapai.

Jika dalam bisnis waralaba nonpendidikan, profit biasa digunakan untuk diinvestasikan kembali dalam bentuk ekspansi gerai, wirausaha dalam waralaba pendidikan patut “mengembalikan” profit untuk pengembangan sumber daya manusia, yaitu para pengajar, pengembangan metode pembelajaran yang paling mutakhir dan peningkatan fasilitas sekolah. Profit tidak hanya dinikmati oleh sang wirausaha saja.

Ketiga, waralaba pendidikan semestinya dapat memberikan kontribusi lebih besar dalam hal membuka kesempatan sebesar-besarnya bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran yang layak terutama penciptaan pekerja-pekerja terampil yang dapat langsung bekerja.

Kemitraan dengan dunia usaha sepatutnya dijalin. Misi pelayanan selayaknya dipertegas bahwa waralaba sekolah pun berperan dalam penciptaan manusia Indonesia yang unggul dan berbudi luhur.

Hal yang perlu diingat bahwa model hibrida di dalam kewirausahaan sosial tidak sama dengan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR).

Tanggung jawab sosial perusahaan menekankan pada hal-hal yang bagus bagi perusahaan dan melayani masyarakat selama masih menguntungkan (Timmons, 2009).

Penerapan CSR juga bukan merupakan kompetensi dasar perusahaan dan seringkali tidak berkaitan dengan bisnis inti yang dijalankan perusahaan.

Penerapan model kewirausahaan sosial dalam waralaba pendidikan memandang bahwa bisnis ini dapat dijalankan dengan memperhatikan tujuan secara ekonomis tanpa mengabaikan aspek sosial yang diembannya.

*Dosen Tetap Program Studi Sarjana Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis, Universitas Tarumanagara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com