Data inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dan disarikan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menguatkan sinyalemen soal dominasi pertanian dalam konteks luas tersebut dalam roda perekonomian Jawa Tengah.
Pada April 2023, Jawa Tengah mencatatkan inflasi 0,28 peresn (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi mtm nasional yang ada di level 0,33 persen. Meskipun, inflasi tahunan Jawa Tengah pada April 2023 yang tercatat 4,40 persen masih lebih tinggi dibanding data nasional yang ada di level 4,33 persen.
Kenaikan inflasi komoditas pangan seperti daging ayam ras dan beras didorong oleh peningkatan permintaan masyarakat seiring dengan momentum festive season Idul Fitri 1444 H. Sementara itu, peningkatan tarif angkutan antar-kota terjadi seiring peningkatan mobilitas masyarakat yang berlangsung selama periode mudik Lebaran.
Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi komoditas angkutan udara seiring dengan penambahan frekuensi penerbangan serta berakhirnya masa berlaku penerapan biaya tambahan (fuel surcharge) yang dikenakan kepada maskapai penerbangan. Penurunan harga avtur juga diperkirakan menjadi penyebab penurunan tarif angkutan udara lebih lanjut.
Sementara itu, beberapa komoditas hortikultura seperti cabai rawit dan cabai merah juga menjadi faktor penahan kenaikan inflasi pada periode ini.
Hal ini terjadi seiring dengan kecukupan pasokannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Tengah. Panen hortikultura tercatat berlangsung sepanjang periode laporan di beberapa daerah, seperti di Temanggung dan Brebes.
Sebagai pengingat pula, berikut ini adalah video percakapan Kompas.com dan Ganjar di sela perjalanan dan agendanya yang berkejaran, Jumat (14/2/2020), tentang tantangan ekonomi Jawa Tengah:
Dalam semua hal itu, Rahmat pun berkeyakinan persoalan sumber daya manusia (SDM) tetap menjadi kunci. Namun, pendekatannya adalah menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat pula.
"Pendidikan harus mempersiapkan SDM ini sesuai kapasitas yang bersangkutan dan lapangan nyata yang dihadapi," ujar dia memberikan contoh gambaran.
Semua tantangan ini menjadi kembali relevan seturut target pertumbuhan Jawa Tengah untuk 2024-2026 yang disebut dipatok lagi di kisaran 7 persen. Bagaimana warga Jawa Tengah, siap menjawab tantangan pertumbuhan ekonomi ini?
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya