Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG dan Rupiah Masih Lesu

Kompas.com - 09/05/2023, 09:42 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bergerak di zona merah pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (8/5/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.25 WIB, IHSG berada pada level 6.752,58 atau turun 17,04 poin (0,25 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.769,63.

Sebanyak 224 saham melaju di zona hijau dan 223 saham di zona merah. Sedangkan 187 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,4 triliun dengan volume 4,2 miliar saham.

Baca juga: Mampukah IHSG Hari Ini Bangkit? Simak Rekomendasi Sahamnya

Bursa Asia pagi ini bergerak mixed dengan penurunan Hang Seng Hongkong 0,07 persen (15,21 poin) pada level 20.277,59, dan Strait Times terkoreksi 0,22 persen (7,1 poin) pada posisi 3.250,5. Sementara itu, Shanghai Komposit naik 0,3 persen (13,18 poin) di level 3.407,61, dan Nikkei melaju di level 29.172,19 atau naik 0,76 persen (220,9 poin).

Pada penutupan perdagangan Senin, Wall Street berakhir mayoritas hijau. S&P 500 naik tipis 0,05 persen (1,8 poin) di level 4.138,12, dan Nasdaq Komposit berakhir pada level 12.256,92 atau bertambah 0,18 persen (21,51 poin). Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 0,17 persen (55,69 poin) menjadi 33.618,69.

Sebelumnya, Direktur Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, hari ini IHSG berpotensi melemah terbatas. Adapun sentimen yang menggerakkan IHSG adalah rilis cadangan devisa Indonesia bulan April 2023 mengalami penurunan.

Di sisi lain pasar juga mempertimbangkan tekanan eksternal yang perlu diwaspadai yaitu tekanan kebijakan The Fed. Pasar berharap bank sentral mampu menjaga stabilitas keuangan dan ekonom dalam negeri sehingga bauran kebijakan yang dimilik bank sentral akan mendukung proses pemulihan ekonomi dalam negeri.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level supportdan resistance di level 6.748 - 6.800,” kata Maximilanus dalam analisisnya.

Rupiah

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga masih bergerak di teritori negatif.

Melansir Bloomberg, pukul 09.19 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.752 per dollar AS, atau turun 42 poin (0,29 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.710 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena perubahan ekspektasi di pasar terhadap kebijakan suku bunga acuan AS. Di sisi lain, data tenaga kerja AS yang membaik masih menjadi pendorong penguatan dollar AS terhadap rupiah.

“Nilai tukar rupiah mungkin masih bisa melemah terhadap dollar AS. Pasar menjadi tidak yakin bahwa kemungkinan the Fed akan menahan suku bunganya bisa bertahan lama. Pasar menunggu perkembangan data ekonomi penting AS lainnya khususnya data inflasi yang akan dirilis besok malam,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Dari dalam negri, penurunan cadangan devisa April bisa mengindikasikan bahwa permintaan dollar semakin tinggi sementara suplai terbatas, sehingga memberikan tekanan ke rupiah. Tapi, pagi ini data Trade Balance China bisa menjadi mover untuk rupiah.

“Data yang menunjukkan kenaikan ekspor maupun impor, yang artinya ekonomi China bertumbuh, ini bisa mendukung penguatan rupiah karena China merupakan partner dagang besar untuk Indonesia,” lanjut Ariston.

Hari ini Ariston memperkirakan rupiah bisa bergerak melemah pada kisaran Rp 14.750 per dollar AS dengan potensi support di kisaran Rp 14.680 per dollar AS.

Baca juga: Tunda Bayar Bunga Obligasi hingga Saham Disuspensi, Ini Penjelasan Waskita Karya

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kelancaran Transportasi Jadi Tantangan di RI, RITS Siap Kerja Sama Percepat Implementasi MLFF

Kelancaran Transportasi Jadi Tantangan di RI, RITS Siap Kerja Sama Percepat Implementasi MLFF

Whats New
Sebelum Kembali ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas di Balongan Dibekali Keterampilan Olah Sampah

Sebelum Kembali ke Masyarakat, Warga Binaan Lapas di Balongan Dibekali Keterampilan Olah Sampah

Whats New
TLPS Pertahankan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

TLPS Pertahankan Tingkat Suku Bunga Penjaminan

Whats New
BRI Life Fokus Pasarkan Produk Asuransi Tradisional, Unitlink Tinggal 10 Persen

BRI Life Fokus Pasarkan Produk Asuransi Tradisional, Unitlink Tinggal 10 Persen

Whats New
Dukung Pengembangan Industri Kripto, Upbit Gelar Roadshow Literasi

Dukung Pengembangan Industri Kripto, Upbit Gelar Roadshow Literasi

Whats New
Agar Tak 'Rontok', BPR Harus Jalankan Digitalisasi dan Modernisasi

Agar Tak "Rontok", BPR Harus Jalankan Digitalisasi dan Modernisasi

Whats New
Emiten Beras, NASI Bidik Pertumbuhan Penjualan 20 Pesen Tahun Ini

Emiten Beras, NASI Bidik Pertumbuhan Penjualan 20 Pesen Tahun Ini

Whats New
Sri Mulyani Tanggapi Usulan Fraksi PDI-P soal APBN Pertama Prabowo

Sri Mulyani Tanggapi Usulan Fraksi PDI-P soal APBN Pertama Prabowo

Whats New
Menhub Sarankan Garuda Siapkan Tambahan Pesawat untuk Penerbangan Haji

Menhub Sarankan Garuda Siapkan Tambahan Pesawat untuk Penerbangan Haji

Whats New
Apindo: Pengusaha dan Serikat Buruh Tolak Program Iuran Tapera

Apindo: Pengusaha dan Serikat Buruh Tolak Program Iuran Tapera

Whats New
Orang Kaya Beneran Tidak Mau Belanjakan Uangnya untuk 5 Hal Ini

Orang Kaya Beneran Tidak Mau Belanjakan Uangnya untuk 5 Hal Ini

Spend Smart
Apindo Sebut Iuran Tapera Jadi Beban Baru untuk Pengusaha dan Pekerja

Apindo Sebut Iuran Tapera Jadi Beban Baru untuk Pengusaha dan Pekerja

Whats New
Emiten Produk Kecantikan VICI Bakal Bagi Dividen Tunai Rp 46,9 Miliar

Emiten Produk Kecantikan VICI Bakal Bagi Dividen Tunai Rp 46,9 Miliar

Whats New
Apa Itu Iuran Tapera yang Akan Dipotong dari Gaji Pekerja?

Apa Itu Iuran Tapera yang Akan Dipotong dari Gaji Pekerja?

Whats New
Soroti RPP Kesehatan, Asosiasi Protes Rencana Aturan Jarak Iklan Rokok di Baliho

Soroti RPP Kesehatan, Asosiasi Protes Rencana Aturan Jarak Iklan Rokok di Baliho

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com