Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Bakal Alokasikan Rp 4,1 Triliun untuk Subsidi Angkutan Perintis di 2024

Kompas.com - 06/06/2023, 19:40 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) merencanakan alokasi anggaran subsidi angkutan perintis sebesar Rp 4,1 triliun di 2024.

Adapun rencana anggaran tersebut untuk transportasi laut sebanyak Rp 1,87 triliun, transportasi darat Rp 1,5 triliun, transportasi udara Rp 553 miliar, dan perkeretaapian Rp 176,98 miliar.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, nilai subsidi angkutan perintis di tahun depan memang lebih besar dibandingkan tahun ini yang sebesar Rp 3,51 triliun. Namun, menurutnya, jumlah ini masih kurang memenuhi kebutuhan di lapangan

"Subsidi ini memang rada kurang sehingga kami perlu melakukan realokasi terhadap dana-dana dari sektor yang lain," ujarnya saat rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Selasa (6/6/2023).

Baca juga: Penyerapan Anggaran Kemenhub Bakal Digenjot

Dalam bahan paparannya dirincikan, rencana alokasi untuk transportasi laut sebesar 1,87 triliun digunakan untuk mensubsidi 117 trayek perintis laut, 6 trayek kapal ternak, 35 trayek tol laut, dan 16 layanan kapal rede.

Tidak hanya mendapatkan porsi anggaran terbesar di Kemenhub, perhubungan laut juga mendapatkan subsidi public service obligation (PSO) dari DIPA Kementerian Keuangan sebesar Rp 3,2 triliun.

"Dari DIPA kita mendapatkan Rp 4,7 triliun, perhubungan laut mendapatkan suatu porsi yang sangat besar yaitu Rp 3,2 triliun, itu berkaitan dengan keperintisan dan tol laut," ucapnya.

Selanjutnya, rencana alokasi anggaran untuk transportasi darat sebesar Rp 1,5 triliun akan digunakan untuk mensubsidi 327 trayek angkutan jalan, 33 trayek angkutan antarmoda, dan 7 lintasan angkutan barang.

Baca juga: Kemenhub Sebut Tarif LRT Jabodebek Murah, Ini Usulannya

Tidak hanya itu, alokasi anggaran transportasi darat juga rencananya akan digunakan untuk 274 lintas perintis penyeberangan, 2 lintas roro long distance ferry, angkutan perkotaan di 10 kota, dan angkutan perkotaan untuk mendukung Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Sementara rencana alokasi subsidi untuk transportasi udara yang sebesar Rp 553 miliar akan digunakan untuk 42 rute perintis kargo, 220 rute perintis penumpang, 1 rute subsidi kargo, 1.683 drum subsidi BBM kargo, dan 8.759 drum subsidi BBM penumpang.

Terakhir, rencana alokasi anggaran subsidi transportasi perkeretaapian sebesar 176,98 miliar digunakan untuk mensubsidi 7 lintas subsidi perintis.

Sama dengan transportasi laut, perkeretaapian juga mendapatkan subsidi PSO dari DIPA Kemenkeu sebesar Rp 4,7 triliun untuk melayani kereta api antarkota, perkotaan, dan LRT Jabodebek.

Baca juga: Waskita dan Wika Diduga Poles Laporan Keuangan, Pemerintah Lakukan Investigasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com